Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KERJA sama perdagangan Trans-Pacific Partnership (TTP) bisa dikatakan baru seumur jagung.
TTP yang beranggotakan 12 negara tanpa Tiongkok itu dibentuk dengan proposal yang ditandatangani di Auckland, Selandia Baru, pada 4 Februari lalu.
Blok perdagangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut ditengarai untuk menjegal ekspansi dagang Tiongkok.
Tak sekadar persoalan bisnis, TTP dijadikan kubu untuk menangkal pengaruh Tiongkok yang kian meluas.
TTP jelas sepenuhnya di bawah kendali 'Negeri Paman Sam'.
Saat kampanye pemilu AS, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, berpidato seputar TTP.
Dalam tayangan video singkat, ia memberi sinyal bahwa AS siap menarik diri dari TTP.
Setelah memenangi pemilu, Trump kembali menegaskan akan meninjau ulang keterlibatan AS dalam TTP.
Ia tak menutup kemungkinan AS mundur dari TTP yang merupakan bagian dari kebijakan Presiden Barack Obama.
Jika AS memutuskan keluar dari TTP, pakta perdagangan tersebut dinilai tak bakal memiliki taring.
Padahal semula TTP dijadikan kendaraan bagi AS untuk tetap memilki pengaruh di kawasan Asia Pasifik.
Pernyataan Trump terkait dengan TTP bak durian jatuh bagi Tiongkok.
Tak mengherankan bila negara adidaya Asia itu tak sabar menyaksikan Trump merealisasikan niatnya.
Jika AS meninggalkan TTP, perdagangan Tiongkok kembali mendapat ruang gerak.
'Negeri Tirai Bambu' diprediksi bakal memanfaatkan peluang tersebut. Tiongkok akan menghidupkan kembali Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
RCEP adalah pakta perdagangan bebas antara 10 negara anggota ASEAN serta Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
Pakta perdagangan yang digagas sejak 2011 itu berjalan lambat.
Jika AS benar-benar meninggalkan TTP, Beijing dapat memanfaatkan peluang untuk kembali 'menghidupkan' RCEP.
"Sekarang, kami berharap negosiasi dapat dicapai secepatnya," ucap Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Geng berharap kesepakatan perdagangan tanpa melibatkan AS itu akan memperkuat hubungan dagang antaranggota ketimbang saling bersaing secara tidak sehat.
Profesor dari Shanghai University of International Business and Economics, Bin Jiancheng, membenarkan bahwa perginya AS dari TTP akan memberi kesempatan bagi Tiongkok untuk memperluas kepak perdagang ke Asia dan membangkitkan RCEP. (AFP/Deri Dahuri/ I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved