Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Elon Musk Bentak Analis Usai Didesak Batasi Aktivitas Politiknya

Thalatie K Yani
09/7/2025 05:34
Elon Musk Bentak Analis Usai Didesak Batasi Aktivitas Politiknya
Elon Musk menyuruh analis pasar Dan Ives untuk 'diam saja' di X usai kritik tajam terkait aktivitas politik CEO Tesla itu.(Media Sosial X)

CEO Tesla, Elon Musk, kembali menjadi sorotan setelah menyuruh analis pasar terkemuka Dan Ives untuk "diam saja" melalui platform X (dulu Twitter). Hal itu menyusul kritik tajam terkait aktivitas politik Musk yang dinilai mengganggu fokus perusahaan.

Dan Ives, analis dari Wedbush Securities yang dikenal sebagai salah satu pendukung paling optimistis terhadap saham Tesla di Wall Street, sebelumnya menyampaikan tiga rekomendasi penting kepada dewan direksi Tesla. Rekomendasi itu muncul setelah saham Tesla anjlok hampir 7% pada Senin, menghapus sekitar US$68 miliar nilai pasar perusahaan.

Melalui akun X, Ives menyerukan agar dewan Tesla:

  • Menyusun paket kompensasi baru untuk Musk yang memberinya 25% kendali suara;
  • Menetapkan batasan waktu yang harus dicurahkan Musk untuk Tesla;
  • Memberikan pengawasan terhadap keterlibatan politik sang CEO.

Ia juga merilis analisis berjudul “Tesla Board MUST Act and Create Ground Rules For Musk; Soap Opera Must End”, yang menilai langkah Musk membentuk partai politik baru, America Party, sebagai titik kritis yang memerlukan tindakan tegas dari manajemen.

Namun, Musk membalas dengan tajam, “Shut up, Dan,” meski rekomendasi pertama justru memberi dia kekuatan yang selama ini diinginkannya dalam kendali suara.

Kepada CNBC, Ives merespons santai, “Elon berhak punya pendapat, dan saya memahami itu. Tapi kami tetap teguh dengan saran yang kami rasa terbaik untuk dewan perusahaan.”

Kritik Lain

Kritik terhadap Musk juga datang dari analis William Blair yang menurunkan peringkat saham Tesla dari buy menjadi hold, karena kekhawatiran bahwa aktivitas politik Musk serta dampak kebijakan fiskal yang didukung Kongres dapat merusak margin keuntungan dan penjualan mobil listrik.

“Kami melihat investor mulai lelah dengan distraksi ini, padahal bisnis Tesla justru sedang membutuhkan fokus penuh dari Musk,” tulis mereka. “Alih-alih fokus politik, seharusnya energi diarahkan ke peluncuran robotaxi yang krusial.”

Kekhawatiran serupa juga disuarakan CEO Azoria Partners, James Fishback, yang membatalkan peluncuran ETF baru berbasis saham Tesla. “Elon sudah keterlaluan,” tulisnya di X. Ia mendesak dewan Tesla untuk segera meminta klarifikasi atas ambisi politik Musk dan menilai apakah itu masih selaras dengan tanggung jawab penuhnya sebagai CEO.

Saham Tesla Turun

Sebagai informasi, saham Tesla kini telah turun sekitar 25% sepanjang tahun 2025—kinerja terburuk di antara raksasa teknologi AS. Penurunan ini terjadi di tengah kabar Musk lebih banyak menghabiskan waktu bekerja sama dengan pemerintahan Trump, termasuk dalam agenda pemangkasan besar-besaran terhadap pemerintah federal. Keterlibatan resmi itu berakhir pada akhir Mei, tak lama sebelum perselisihan terbuka antara Musk dan Trump mencuat.

Paket kompensasi Musk senilai US$56 miliar yang disetujui pada 2018 telah dibatalkan Pengadilan Delaware tahun lalu, karena dinilai tidak melalui proses negosiasi yang independen. Tesla kini mengajukan banding ke Mahkamah Agung negara bagian, sembari menyusun paket baru yang akan diajukan kepada pemegang saham.

Sampai saat ini, pihak Tesla termasuk Musk, Ketua Dewan Robyn Denholm, dan perwakilan hubungan investor Travis Axelrod belum memberikan komentar resmi. (CNBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik