Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Menunggu Queen of Elections Lengser

Indah Hoesin
23/11/2016 04:47
Menunggu Queen of Elections Lengser
(AP/Lee Jin-man)

DALAM kampanye Pemilu Presiden 2013, Park Geun-hye mengusung gerakan antikorupsi. Park pun dijuluki sebagai Queen of Elections atau 'Ratu Pemilu'.

Kampanye antikorupsinya telah mengantarkan Park menorehkan sejarah. Ia menjadi perempuan pertama yang menjabat presiden 'Negeri Ginseng'.

Namun, tiket antikorupsi kini tak lagi melekat pada diri putri mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Chung-hee. Gerakan antikorupsi yang diusungnya sudah sirna. Setelah investigasi aparat hukum, Park telah ditetapkan sebagai tersangka.

Status tersangka jelas menjadi pukulan berat bagi Park. Padahal, julukan sebagai kandidat antikorupsi selalu melekat pada diri Park. Perempuan lajang yang berusia 64 tahun itu bahkan pernah menyatakan dirinya tak akan menikah dengan siapa pun. Ia hanya 'menikah dengan negara'.

Kasus korupsi tingkat tinggi telah lama menodai Korsel yang manjunjung demokrasi. Cheong Wa Dae atau Gedung Biru yang menjadi kantor kepresidenan telah dicap sebagai sarang para kroni.

Sejak 1987, Korsel selalu menggelar pemilu yang bebas dan adil. Namun, semua presidennya diselidiki dengan tuduhan korupsi setelah tak lagi menjabat.

Mantan Presiden Roh Moo-hyun bahkan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena keluarga terlibat korupsi. Roh meloncat dari jurang pegunungan di belakang rumahnya di Desa Bongha.

Banyak kasus presiden Korsel melibatkan keluarga dan orang dekatnya. Mereka memiliki hubungan dengan sang presiden yang memiliki pengaruh besar. Tak mengherankan, kondisi itu mendorong mereka menjalankan bisnis secara tak sehat.

Park, putri dari tokoh kuat Park Chung-hee yang memimpin Korsel dari 1961 hingga 1979, diharapkan tampil beda. Apalagi kedua orangtuanya tewas dibunuh. Dengan hanya seorang adik, Park yang lajang disebutkan tidak mungkin terlibat nepotisme.

"Saya tidak memiliki anggota keluarga dan anak yang dirawat dan tak mewariskan properti saya... saya hanya ingin mengabdikan diri ke negara dan rakyat," ucap Park saat kampanye pemilu presiden pada 2012.

Semua janji dan pernyataan Park dalam kampanye telah menjadi 'pepesan kosong' saat sahabat karib dan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil ternyata terlibat skandal korupsi dan menyalahgunakan kekuasaan.

Pada Minggu (20/11), jaksa penuntut menyatakan Park telah melakukan 'tindakan diam-diam' dalam kasus pidana yang dilakukan Choi. Dengan mencatut nama Park, Choi telah menghimpun dana jutaan dolar AS dari para konglomerat untuk yayasan nirlaba miliknya dan kepentingan pribadinya.

Park telah pula dituduh membocorkan dokumen rahasia kepada Choi. Padahal, Choi sendiri tidak memiliki jabatan resmi. Park juga kerap meminta pendapat pada Choi terkait dengan urusan negara.

"Ini bukan hanya soal korupsi. Rakyat benar-benar berpikir mereka telah ditipu Park," ujar Kim Jong-yup, seorang profesor sosiologi dari Universitas Hanshin. (AFP/Indah Hoesin/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya