Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Jenderal Perang Calon Menhan

Thomas Harming Suwarta
22/11/2016 04:15
Jenderal Perang Calon Menhan
(AFP)

JENDERAL James 'Mad Dog' Mattis yang selama bertahun-tahun ditugasi mengawasi aksi militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah berpeluang menjabat menteri pertahanan (menhan).

Pada Minggu (20/11) waktu setempat, Presiden terpilih AS Donald Trump telah membidik Mattis untuk menduduki kursi menteri pertahanan dalam kabinet pemerintahannya.

Melalui akun Twitter-nya, Trump mengatakan, "Jenderal purnawirawan tersebut sangat mengesankan saat mereka bertemu Sabtu (19/11). Benar-benar jenderalnya jenderal."

Mattis adalah seorang pensiunan jenderal Angkatan Laut AS dari korps marinir yang memimpin komando sentral AS selama 2010-2013.

Pria yang kini berusia 66 tahun itu pernah ditugaskan untuk mengawasi penarikan pasukan AS dari Irak dan Afghanistan.

Mattis disebut sosok yang bertanggung jawab dalam kebijakan militer 'Negeri Paman Sam' di wilayah Suriah, Yaman, dan Iran.

Misalnya, dalam konflik di Suriah, AS mempersenjatai kelompok pemberontak 'moderat' untuk menggulingkan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.


Romney jadi menlu

Selain itu, Trump telah bertemu Mitt Romney yang disebut menjadi kandidat kuat untuk menduduki kursi menteri luar negeri dalam kabinet Trump.

Padahal sebelumnya, mantan Wali Kota New York Rudi Giuliani juga berpeluang menjabat menteri luar negeri.

Romney adalah kandidat presiden AS dari Partai Republik pada 2012.

Pemanggilan Romney untuk masuk kabinet disebutkan sebagai jalan tengah.

Pasalnya Trump cenderung bersikap frontal dan keras terkait dengan isu keamanan nasional AS.

Romney dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan Trump selama masa kampanye.

Wakil presiden terpilih AS, Mike Pence, menegaskan bahwa Romney sedang dipertimbangkan untuk menjadi menteri luar negeri.

"Kami akan memiliki hari besar. Orang-orang hebat yang datang. Anda akan melihat. Orang-orang hebat," kata Trump kepada para wartawan pada Minggu (20/11).

Selain bertemu dengan Giuliani, sang miliader juga bertemu dengan Kris Kobach yang menjabat petinggi urusan luar negeri Negara Bagian Kansas.

Kobach ialah penasihat Trump yang menggagas pembangunan tembok yang memisahkan Amerika dan Meksiko.

Dalam kampanye, Trump mengatakan jika terpilih menjadi presiden AS, ia akan membantu tembok sepanjang perbatasan antara AS dan Meksiko.

Tokoh lain yang ditemui Trump ialah Wilbur Ross, seorang investor. Ia dikenal suskes menstrukturisasi sejumlah perusahaan yang bankrut di bidang baja, batu bara, telekomuniasi, investasi asing, dan tekstil.

Dalam kabinet Trump, Ross disebutkan akan menduduki menteri perdagangan.

Beberapa tokoh lain yang sudah dijajaki antara lain senator ultrakonservatif Jeff Sessions yang akan menjabat jaksa agung, Mike Pompeo sebagai direktur Badan Intelijan Amerika (CIA), dan jenderal purnawiran Michael Flynn akan ditunjuk menjaid penasihat keamanan nasional.

Di sisi lain, setelah memenangi pemilu dan mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton, Trump menghabiskan akhir pekan di luar Manhattan.

Trum tidak muncul di depan publik sejak dia memberikan kesempatan kepada wartawan untuk mengambil gambar dalam jamuan makan malam bersama keluarganya di New York.

Namun, miliuner realestat itu tetap menyapa warga 'Negeri Paman Sam' melalui kicauannya di Twitter.

Selama ini media sosial dinilai sangat efektif menyampaikan pesan-pesan kampanyenya kepada seluruh pendukung. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya