Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PARA pemimpin negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang tengah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Lima, Peru, Jumat (18/11), didesak untuk mempertahankan perdagangan bebas dan melawan proteksionisme terutama setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski selaku tuan rumah KTT mendesak para pemimpin regional untuk meningkatkan upaya mempertahankan perdagangan bebas. "Di AS dan Inggris, ada kecenderungan proteksionis telah mengambil alih. Sangat penting bahwa perdagangan dunia tumbuh kembali dan proteksionisme bisa dikalahkan," ujar Kuczynski seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Rudy Polycarpus dari Lima, Peru.
Kuczynski mengatakan siapa saja yang ingin mempromosikan proteksionisme harus membaca sejarah ekonomi pada 1930-an. Ekonom sayap kanan itu mendesak para pemimpin agar menyampaikan pesan tegas untuk mendukung perdagangan bebas.
Seorang delegasi pada pertemuan tingkat menteri Kamis (17/11) dan Jumat (18/11) lalu mengatakan para menteri APEC juga telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya proteksionisme di AS.
AS berusaha meyakinkan para sekutu mereka untuk tidak khawatir. Pejabat itu mengatakan Perwakilan Dagang AS Michael Froman telah berupaya meyakinkan para menteri bahwa kepentingan inti AS tidak akan berubah radikal meski pemerintahan berganti.
"Ini baru 10 hari sejak pemilihan, setiap pemerintahan baru perlu waktu untuk melewati proses transisi," ujar Froman.
Trump memenangi pemilihan presiden AS pekan lalu setelah berhasil menyerap kemarahan pemilih kelas pekerja yang merasa ditinggalkan globalisasi. Ia juga bersumpah akan melindungi pekerja AS melawan tenaga kerja murah dari negara-negara lain seperti Tiongkok dan Meksiko.
Terkait dengan tenaga kerja, pemerintah Indonesia mengajak Vietnam untuk bersama-sama menerapkan upah buruh secara sektoral di bidang industri. Tujuannya agar kesamaan upah mininimum sektoral menciptakan pengembangan SDM yang lebih baik serta meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.
"Selama ini di ASEAN, yang disandingkan ialah Indonesia dan Vietnam soal insentif buruh. Indonesia dan Vietnam itu diadu investor," kata dia seusai pertemuan bilateral Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang di Lima, Peru, Jumat (18/11).
Ia menambahkan selama ini industri padat karya kedua negara selalu membedakan selisih upah tanpa memperhitungkan harga barang pada konsumen akhir sehingga yang sangat diuntungkan ialah investor global. (AFP/Ihs/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved