Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PARA pemimpin Eropa bertemu di Berlin, Jerman, pada Jumat (18/11) waktu setempat, untuk mencari jaminan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama atas ketidakpastian hubungan AS dengan negara Eropa pascaterpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS selanjutnya.
Kemenangan sang miliarder telah mengguncang Eropa setelah janjinya selama kampanye untuk mengubah tatanan dunia, termasuk mempertanyakan perisai keamanan bagi sekutu AS di bawah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang telah hampir berlangsung selama 70 tahun.
Trump berjanji akan menarik diri dari kesepakatan iklim dan program nuklir Iran yang telah susah payah dicapai.
Kedekatan Trump ke kubu Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga telah menimbulkan pertanyaan terkait sikap AS ke depan terhadap Rusia yang selama ini mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang di sana serta berperan dalam konflik di timur Ukraina.
Pertemuan pemimpin Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol dengan Obama itu menjadi pertemuan pertama setelah kemenangan Trump.
Menjelang pertemuan tersebut, Obama dengan hati-hati memberikan nada optimisme bahwa Trump dapat mengubah posisinya setelah menjabat sebagai presiden.
"Ini tentang tanggung jawab serius yang memaksa kita untuk fokus, yang menuntut keseriusan. Jika tidak serius bekerja, kita mungkin tidak akan begitu lama menjabat karena akan menyebabkan masalah," ujar Obama dalam sebuah konferensi pers setelah melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Para pemimpin negara Eropa memperingatkan Trump agar tidak meringankan sanksi terhadap Rusia terkait konflik Ukraina pada 2014.
Menyoal isu tersebut, Obama menekankan harapan bagi Trump agar dapat bersikap tegas menentang Rusia yang telah menyimpang dari nilai-nilai dan norma internasional.
Obama mengatakan Rusia memang negara adidaya militer dengan pengaruh di seluruh dunia.
Namun, Trump harus melawan godaan untuk beberapa kesepakatan dengan Rusia yang akan menyakiti negara-negara kecil.
Terkait kerja sama tranlantic, Obama meminta negara-negara Eropa bersatu mendesak Uni Eropa (UE) agar tidak hanya mengambil untung dari hubungan yang dibangun selama puluhan tahun itu.
"UE tetap menjadi salah satu pencapaian dunia yang luar biasa di bidang politik dan ekonomi. Prestasi tersebut tidak seharusnya disia-siakan," ujar Obama.
Kekhawatiran negara Baltik
Tidak ada yang lebih khawatir akan transisi presiden di AS ke tangan Trump selain negara-negara Baltik.
Salah satunya ialah Lithuania, yang percaya Rusia memiliki niatan jahat untuk mengubah geografi dan sejarah negara tersebut.
"Rusia bukan superpower, itu ialah negara supermasalah (superproblem)," ujarnya kepada BBC.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Lithuania Linas Linkevicius memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan menguji kekuatan NATO beberapa minggu sebelum Trump menjadi presiden AS.
Periode saat ini hingga pelantikan Trump pada Januari, menurutnya, akan dilihat Putin sebagai kesempatan untuk menguji kesiapan militer dan tekad diplomatik dari aliansi Barat.
Lithuania khawatir AS tertarik menjadikan Rusia sebagai mitra potensial dan enggan untuk sepakat dengan Eropa Timur yang selama ini menerima ancaman militer yang kuat dari Rusia.
Linkevicius menyampaikan ketakutannya akan kondisi di Semenanjung Baltik dan Aleppo di Suriah.
"Saya sangat takut dan khawatir akan periode ini, bukan hanya karena kawasan itu dekat dengan Lithuania, tapi mari kita berharap bahwa Aleppo tidak rata dengan tanah saat itu," ujarnya.
Sementara itu, Rusia menegaskan hal tersebut bukanlah ancaman.
Rusia berargumen bahwa NATO-lah yang bertanggung jawab telah memicu ketegangan regional dengan memperluas pergerakan militer ke arah timur.(AFP/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved