Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
"SAYA belum pernah begitu takut dalam hidup saya. Kami perlu berada di sini dan bersuara lantang," ujar Kim Bayer, 41, salah satu demonstran penentang Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Ia bersama 1.200 demonstran lainnya berkumpul di kawasan Washington Square menggelar aksi damai.
Sebagian besar membawa balon besar merah dan pelakat hati bertuliskan 'Perdamaian dan Kasih Sayang'. Yang lain membawa poster bertuliskan 'Your Wall Can't Stand in Our Way', yang mengacu pada kebijakan antiimigran Trump dan ambisinya membangun dinding perbatasan AS dengan Meksiko.
Demonstran mengatakan ingin menunjukkan solidaritas untuk mereka yang mungkin merasa menjadi sasaran kebijakan sang miliader, termasuk orang Meksiko dan muslim. Hari keempat setelah Trump terpilih (Selasa, 8/11), demonstrasi masih terus berlanjut.
Ribuan orang turun ke jalan di negara bagian di seluruh AS. Mulai New York, Atlanta, hingga ke San Diego. Mereka memprotes kemenangan Trump. Protes juga bermunculan di sekitar selusin kota utama di AS, termasuk Boston, Baltimore, dan San Francisco. Meskipun sebagian besar demonstrasi berjalan damai, beberapa berubah menjadi kekerasan.
Seperti di Portland, Oregon, dan Berkeley, California, pengunjuk rasa melakukan pembakaran dan bentrok dengan polisi setempat. Semua pengunjuk rasa di seluruh AS memiliki tujuan yang sama, yakni menolak Trump menjadi presiden AS dengan membawa poster-poster bertuliskan 'Dump Trump'. Mereka juga menentang kebijakan imigrasi sang miliarder dengan menyerukan slogan 'Build bridges, not walls'.
"Kami di sini untuk mendukung orang-orang yang telah dihina Trump, untuk menunjukkan pada anak-anak kami bahwa kita semua memiliki suara, dan untuk membela hakhak rakyat," tambah Bayer. Pendapat sama disampaikan pedemo lainnya, Spencer Smith,19, dan Jamie, 25. Di Miami, pengunjuk rasa membawa poster-poster melawan rasialisme dan menentang deportasi imigran. Di Los Angeles, sekitar dua lusin perempuan mengenakan pakaian olahraga membentuk pagar manusia dan menggelar fl ash mob singkat di tengah jalan bebas hambatan. Beberapa membawa spanduk-spanduk bertuliskan 'Persatuan'.
Di sisi lain, sebanyak 1.400 pengunjuk rasa juga berkumpul di Boston, Massachusetts, untuk demonstrasi damai mendukung muslim, Meksiko, wanita, LGBT, orang cacat, dan minoritas di AS. Demonstrasi direncanakan dilaksanakan hingga pelantikan Trump 20 Januari. Ia awalnya mengabaikan demonstrasi itu, tapi kemudian berbalik dengan mengatakan kekagumannya pada semangat para demonstran melalui Twitter-nya. Di akun itu, ia pun mengaku tidak akan mengambil gajinya sebagai presiden. Untuk diketahui, gajinya sebesar Rp5,2 miliar per bulan. (Indah Hoesin/ AFP/DailyMail/CNN/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved