KEMENTERIAN Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membentuk tim khusus untuk mencari jemaah Indonesia yang menjadi korban tragedi di Jalan 204, Mina. Selain terus menelusuri jemaah yang meninggal atau luka-luka, tim juga berupaya memastikan nasib jemaah yang belum kembali ke tenda mereka.
Tim tersebut, kata Kepala Daerah Kerja Mekah PPIH Arsyad Hidayat di Mekah, Jumat (25/9) malam waktu Arab Saudi, menginventarisasi data jemaah dengan memanfaatkan ketua-ketua kelompok terbang yang jemaah mereka melintas di sekitar kejadian pada Kamis pagi waktu setempat. ''Tim juga menyisir jemaah Indonesia di rumah-rumah sakit Arab Saudi di Mekah, dan tempat pemulasaran jenazah di Moeasim.
''Arsyad mengakui penelusuran korban musibah Mina tidak bisa cepat karena proses identifikasi yang dilakukan pemerintah Saudi butuh waktu dengan memerhatikan prinsip kehati-hatian agar benar dan valid. Indonesia pun baru mendapatkan akses ke rumah sakit dan tempat pemulasaraan jemaah pada Jumat pukul 23.00 waktu Arab Saudi.
''Setelah menerima data dari pemerintah Saudi, kami verifikasi kembali data identitas korban, menyaksikan kondisi korban, dan mencocokkan data dengan database pada siskohat dan e-hajj. Setelah itu, kami menghubungi ketua kloter atau keluarga kerabat korban untuk memastikan korban benar jemaah haji Indonesia,'' jelas Arsyad.
Hasilnya, hingga kemarin, diperoleh data bahwa jemaah Indonesia yang meninggal dalam Tragedi Mina berjumlah 14 orang dan 6 luka-luka (lihat grafik).
Tim juga terus berusaha memastikan keberadaan jemaah yang belum kembali ke maktab mereka sejak terjadi musibah Mina. Dari 225 jemaah yang hilang kontak hingga Jumat, kemarin tinggal 112 yang belum kembali. ''Mereka mungkin kembali ke hotel karena jarak dari hotel ke Jamarat (tempat melempar jumrah) lebih dekat ketimbang dari tenda mereka di Mina Jadid. Ada kemungkinan juga mereka tersasar.
''Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pihaknya bekerja 24 jam untuk mencari keberadaan seluruh jemaah. Menurutnya, pemerintah sangat terpukul dengan Tragedi Mina dan akan mengevaluasinya untuk diserahkan ke pemerintah Saudi sebagai pertimbangan agar peristiwa itu tidak terulang.
Salah satu masalah yang akan ditelusuri pemerintah Indonesia ialah alasan askar (aparat keamanan Arab Saudi) mengarahkan jemaah berbelok kiri ke Jalan 223 sehingga mereka harus melintasi Jalan 204 untuk menuju Jamarat. ''Keterangan korban asal Indonesia menyebutkan askar mengarahkan jemaah ke jalan yang berbeda. Jalur kita ialah yang lurus sesuai dengan peta dan warna hijau," kata Menag.
Sikap OKI Banyak kalangan menilai insiden tersebut tak lepas dari buruknya pengelolaan ibadah haji oleh pemerintah Arab Saudi. Beberapa pihak juga meminta kasus itu diselidiki secara transparan dengan melibatkan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Namun, Sekjen OKI Iyad Ameen Madani mengatakan pihaknya secara utuh memercayakan penyelidikan dilakukan oleh Arab Saudi. ''Dengan penuh keyakinan, saya memercayakan Arab Saudi untuk melanjutkan dan menjalankan tugasnya," tandas Ameen Madani.
Pihak Saudi pun menegaskan tragedi Mina di luar kendali manusia. "Apa yang terjadi bukanlah kesalahan dan tanggung jawabmu," ucap ulama besar Arab Saudi Abdul Aziz al-Sheikh kepada putra mahkota Mohammed bin Nayef yang merupakan pemimpin komisi haji. (AFP/Pra/Ant/X-9)