Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

FBI Dituduh Langgar Hukum

Indah Hosein
01/11/2016 09:50
FBI Dituduh Langgar Hukum
(AFP/YURI GRIPAS)

PEMILIHAN Presiden Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari atau tepatnya tinggal sepekan lagi. Kampanye dan pernyataan yang saling menjatuhkan antarcalon presiden masih belum berakhir.

Calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton diterpa isu soal email atau surat elektronik (surel) pribadinya saat menjabat menteri luar negeri (menlu). Rivalnya, Donald Trump, capres dari Partai Republik telah mendapat angin untuk menaikkan popularitasnya.

Akan tetapi, seorang senat dari Partai Demokrat menuding Kepala Badan Penyelidik Federal (FBI), James Comey, telah melanggar hukum atas tindakannya yang mengumumkan penyelidikan baru kasus server surel pribadi Hillary Clinton pada Minggu (31/10).

Sebelumnya, pada Jumat (25/10), Clinton diduga telah menempatkan negara AS dalam bahaya. Pasalnya, Clinton menggunakan server surel pribadi ketika menjabat menlu telah menjadi sorotan.

Bos FBI Comey dinilai telah mengungkapkan penyelidikan baru oleh FBI hanya berdasarkan materi yang sebelumnya tidak diketahui dari surel milik Clinton itu.

"Setelah Anda (Comey) menemukan sedikit bukti yang terkait dengan Clinton, Anda segera memublikasikannya senegatif mungkin. Melalui tindakan partisan Anda, Anda mungkin telah melanggar hukum," ujar Ketua Senat Demokrat, Harry Reid.

Reid menuding Comey telah melanggar Hukum Hatch yang melarang FBI ikut campur dalam pemilihan presiden. Ia juga mempertanyakan kenapa kedekatan Trump dan pemerintah Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin justru tidak dibeberkan Comey.

"Saya menulis kepada Anda sebulan yang lalu meminta untuk informasi ini (hubungan Trump dan pemerintah Rusia) agar dirilis ke publik," ujar Reid.

Clinton sendiri telah meminta Comey untuk menjelaskan secara rinci alasan direktur FBI tersebut membuka kembali penyelidikan setelah tuntas pada Juli lalu.

Akhiri jabatan
Di sisi lain, Presiden AS Barack Obama akan segera menyudahi masa jabatannya dan menyambut pemimpin yang baru. Sejarah akan mengingat Obama sebagai presiden kulit hitam pertama di 'Negara Paman Sam'. Namun delapan tahun kepemimpinannya telah mengguncang peran negara tersebut di dunia dan spektrum politik di dalam negeri.

Tahun pertama Obama harus menyaksikan empat juta orang AS yang kehilangan pekerjaan mereka. Ratusan lebih orang lainnya harus kehilangan nyawa selama perang di wilayah Irak dan Afghanistan. "Kita hidup di masa-masa sulit dan tidak menentu," ujar Obama dalam kongres perdananya.

Jika kebijakan Presiden George W Bush telah membuat AS menjadi musuh internasional, janji Obama untuk bekerja sama dan mengembalikan reputasi Amerika telah membantunya menjadi pujaan.

Dengan slogan 'tidak ada satu pun bangsa, tidak peduli seberapa besar atau seberapa kuat, Obama dapat mengalahkan tantangan sendirian' disambut pujian ratusan ribu pendukung Obama di Berlin, Jerman.(AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik