Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Clinton Kritik Keputusan FBI

Haufan Hasyim Salengke
30/10/2016 19:32
Clinton Kritik Keputusan FBI
(AFP PHOTO / Jewel SAMAD)

CALON presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mengkritik keputusan Biro Investigasi Federal (FBI) yang mengumumkan sedang mempelajari bukti baru dalam kasus penggunaan server email pribadinya.

Rival Donald Trump yang diusung Partai Demokrat itu menyebut langkah FBI itu ‘belum pernah terjadi sebelumnya’ dan ‘sangat mengganggu’ karena datang beberapa hari menjelang hari pencoblosan pada 8 November mendatang.

"Cukup aneh menetapkan sesuatu seperti itu dengan informasi yang terbatas menjelang pemilihan umum," keluh Clinton di hadapan para pendukung saat berkampanye di Negara Bagian Florida, Sabtu (29/10) waktu setempat.

"Bukan hanya aneh, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dan ini sangat mengkhawatirkan karena pemilih berhak mendapat fakta yang penuh dan lengkap,” tegas mantan menteri luar negeri kabinet Presiden Barack Obama itu.

Sebelumnya, Jumat (28/10), dalam surat kepada para pemimpin komite kongres, Direktur FBI James Comey mengatakan ada email-email baru terkait kasus Clinton, yang mungkin penting terkait penyelidikan sebelumnya.

Penyelidikan FBI sebelumnya telah dinyatakan selesai pada Juli, setelah lembaga tersebut tidak menemukan bukti bahwa Clinton telah melanggar hukum menggunakan server email pribadi ketika menjabat menteri luar negeri.

Sejumlah laporan berita mengutip sumber-sumber FBI mengatakan email-email baru itu ditemukan di laptop yang digunakan ajudan Clinton, Huma Abedin, dan suaminya Anthony Weiner.

Tetapi tidak jelas apakah email-email itu memiliki keterkaitan dengan pekerjaan Clinton di departemen luar negeri. Comey hanya mengatakan para penyidik sedang mempelajari untuk melihat apakah itu berhubungan penyelidikan server.

Langkah lembaga Comey memang langka karena tradisi FBI umumnya menghindari tindakan kontroversial pada hari-hari menjelang pemilu.

Sementara itu, Clinton mendesak Comey untuk membuka atau menjelaskan langsung semuanya.

Comey berkukuh dengan keputusan lembaganya dan menyatakan menyembunyikan penyelidikan ini dari publik akan ‘menyesatkan’ dan berpotensi menimbulkan ‘salah paham’, mengingat FBI belum mengetahui pentingnya email-email baru tersebut.

Clinton masih menjadi favorit memenangkan persaingan merebut kursi kursi Gedung Putih pada 8 November mendatang. Tapi momentumnya dibikin melambat oleh keputusan FBI tersebut, sementara di sisi lain Trump mempersempit ketertinggalannya secara signifikan.

Hasil jajak pendapat terbaru ABC News/Washington Post, Sabtu (29/10), menunjukkan pudarnya keunggulan Clinton, dengan angka 47% berbanding 45% untuk Doanld Trump.

Trump, yang diusung Republik, langsung melontarkan komentar keras terkait isu skandal email pribadi Clinton, yang ia sebut sebagai titik terendah dalam sejarah negara AS dan skandal politik terbesar sejak Watergate, yang menjatuhkan Presiden Richard Nixon.

"Satu suara bagi Hillary adalah suara untuk menyerahkan pemerintah kita," ujar Trump saat berkampanye di Colorado. Ia bertekad pada hari pemilihan, 8 November mendatang, akan mengubah keadaan.

"Aksi kriminal (Clinton) diniatkan, sengaja, dimaksudkan, dan punya tujuan. Hillary menggunakan server ilegal untuk tujuan yang jelas menutupi aksi ilegalnya dari keterbukaan dan paparan publik,” tegas miliarder asal New York itu. (AFP/BBC/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik