Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kasus Surel Clinton Guncang Wall Street

AFP/Ths/I-3
30/10/2016 09:30
Kasus Surel Clinton Guncang Wall Street
(AFP/Jewel SAMAD)

KEPUTUSAN FBI untuk membuka kembali penyelidikan kasus server surat elektronik (surel) pribadi calon Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton tak hanya mengguncang kampanye pemilihan presiden, tetapi juga bursa saham Wall Street.

Sepuluh hari jelang pemilihan, capres dari Partai Demokrat itu harus menghadapi kontroversi terkait dengan penggunaan surel pribadi pada saat ia menjabat Menteri Luar Negeri AS pada 2009-2013.

Meski telah unggul dari capres Partai Republik Donald Trump dalam berbagai jajak pendapat, Clinton tersandung kasus yang sempat mencuat pada Juli lalu itu. Direktur FBI James Comey pada Jumat (28/10) menyatakan FBI membuka kembali penyelidikan kasus itu.

Clinton menyatakan ia yakin hasil penyelidikan akan menyimpulkan dia tidak bersalah. Dia pun mendesak FBI mengungkapkan informasi lebih jauh dari penyelidikan lanjutan itu. "Rakyat Amerika pantas mendapatkan fakta utuh dan lengkap sesegera mungkin. Kami tidak tahu fakta itu apa dan bagaimana. Karena itu, kita minta FBI memberikan semua informasi yang dimiliki," ujar Clinton.

Dia menilai persoalan itu sudah selesai pada Juli lalu. FBI saat itu menyatakan tidak ada tuntutan pidana terhadap Clinton meskipun dia terbukti ceroboh dalam penggunaan server surel pribadi.

Jika reaksi Clinton tenang, tak demikian dengan Wall Street. Bursa Saham AS yang sebelumnya berada di titik positif itu langsung merosot begitu FBI mengumumkan hal tersebut.

"Ini benar-benar spektakuler. Reaksi pasar ini refleksi dari (reaksi) Trump punya kemungkinan menang," kata Chris Low dari FTN Financial.

Wall Street selama ini memantau Pemilihan Presiden 2016 dengan hati-hati. Wall Street menyambut keunggulan Clinton atas Trump karena mantan istri Bill Clinton itu dianggap lebih ramah terhadap pasar.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya