Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Kamp Calais Mulai Dihancurkan

INDAH HOESIN
26/10/2016 02:10
Kamp Calais Mulai Dihancurkan
(AFP PHOTO / PHILIPPE HUGUEN)

PARA pekerja mulai menghancurkan kamp Calais, Prancis, yang disebut sebagai simbol krisis pengungsi Eropa, Selasa (25/10). Di saat yang sama, ratusan migran penghuni kamp itu mulai dipindahkan dengan menggunakan bus. Sekitar 6.000-8.000 migran, terutama dari Afghanistan, Sudan, dan Eritrea, tinggal di kamp-kamp kumuh di pinggiran Kota Paris itu. Mereka umumnya menunggu peluang untuk menyusup ke Inggris.

Menjelang operasi untuk merobohkan kamp paling kumuh di Eropa itu, sekitar ratusan migran mengantre untuk naik bus yang akan membawa mereka ke tempat pengungsian di seluruh Prancis. “Selamat Tinggal Belantara!” teriak sekelompok migran sambil mengangkut barang bawaan mereka melewati jalanan kumuh berlumpur di kamp yang dijuluki the Jungle (‘Belantara’) itu. “Kami belum tahu ke mana kami akan pergi, tetapi itu jelas akan lebih baik ketimbang the Jungle yang dibuat untuk hewan, bukan untuk manusia,” ujar Wahid, 23, pengungsi asal Afghanistan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan, Senin (24/10), sekitar 1.918 migran telah meninggalkan Calais dengan bus dan menuju 80 pusat penerimaan di seluruh Prancis di bawah pengawasan polisi. Meskipun polisi harus campur tangan dalam melerai sebuah perkelahian yang terjadi, Cazeneuve mengatakan operasi berlangsung tertib. Keberadaan ratusan anak pengungsi tanpa pendamping di Calais juga telah menjadi fokus utama keprihatinan.

Sampai saat ini ratusan anak telah diwawancarai petugas imigrasi Inggris, negara primadona tujuan para pengungsi, tetapi banyak dari mereka masih menunggu balasan. Inggris telah menampung hampir 200 remaja dalam seminggu terakhir dan sebagian besar dari mereka memang memiliki kerabat di negeri itu. Namun, proses pemindahan tersebut tertahan pada Senin (24/10) lalu. Cazeneuve mengatakan semua anak tanpa pendamping tetapi terbukti memiliki kerabat di Inggris akan dipindahkan dari the Jungle. Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd mengatakan negaranya berkontribusi hingga US$44 juta terhadap operasi pembersihan Calais serta membantu memperkuat kontrol perbatasan Inggris di Calais.

Relokasi para migran itu berisiko bagi Presiden Prancis Francois Hollande yang akan bertarung dalam pemilu enam bulan ke depan. Imigrasi akan menjadi isu besar. Banyak warga menentang rencana memukimkan kembali para pengungsi di komunitas mereka. Seperti di Desa Chardonnay, puluhan pengungsi asal Sudan yang tiba Senin (24/10) lalu diterima dengan kecurigaan oleh penduduk setempat. “Kedatangan massal migran ini sangat tidak pantas,” gerutu salah satu warga desa, Joelle Chevaux. (AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya