Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Trump Tantang Hillary Clinton Tes Narkoba

Irene Harty
16/10/2016 19:43
Trump Tantang Hillary Clinton Tes Narkoba
(AFP/WIN MCNAMEE)

KANDIDAT Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menantang rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, untuk melakukan tes narkoba jelang debat terakhir calon presiden di Las Vegas, Rabu (19/10). Trump menduga Clinton dipengaruhi obat-obatan untuk memompa energinya.

"Dalam debat yang lalu, awalnya Clinton sangat bersemangat tapi akhirnya itu seperti 'turunkan saya'. Dia hampir tidak mampu masuk ke mobilnya," katanya saat kampanye di Portsmouth, New Hampshire.

Teori konspirasinya itu berdasarkan penyakit pneumonia yang diderita Clinton bulan lalu dan menduga dia menyembunyikan masalah kesehatannya itu.

Sama seperti atlet, Trump menginginkan tes narkoba untuk debat capres. Tidak ada alasan yang dapat melarang tes narkoba sebelum melakukan debat.

Sepekan terakhir, Trump menilai media dan para elite dunia bekerja sama mejatuhkannya. "Pemilihan umum dicurangi oleh media yang korup, mendorong tuduhan yang benar-benar palsu dan kebohongan dalam upaya untuk memilih presiden perempuan," tuturnya.

Hingga Minggu (16/10), Trump tertinggal empat suara, 43%-47%, dari Clinton sejak kasus pelanggaran seksual menyerangnya dalam kampanye. Dia merasa terinjak-injak dan berencana memenjarakan Clinton atas kasus surat elektronik saat masih menjabat sebagai sekretaris negara.

Hingga sekarang, sudah 10 perempuan yang mengaku sebagai korban Trump. Salah satunya, Cathy, 63, mengatakan ke Guardian bahwa dirinya diraba dan dicium paksa saat pertemuan pertama dan hanya mereka 20 tahun silam.

Trump menolak tuduhan dan menegaskan lewat Twitter kepada 12 juta pengikutnya. "Tidak pernah terjadi apa pun dengan semua perempuan itu. Sangat tidak masuk akal untuk mencuri suara. Tidak seorang pun yang lebih menghormati perempuan daripada saya!"

Antusiasme pendukung Trump terlihat menurun sedangkan keinginan mengubah suara dari pendukung Clinton juga menurun. Namun Trump masih mendapatkan donasi dari Miliuner Silicon Valley, Peter Thiel sebesar US$1,25 juta.

Clinton sendiri terlihat percaya diri karena menganggap pemilih sudah melihat usaha memalukan Trump melemahkan lawannya. Bahkan Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan mengungkapkan tidak lagi membela salah satu calon dan menegur Trump yang mempertanyakan keabsahan proses pemilu.

"Demokrasi kami bergantung pada keyakinan hasil pemilu dan wakil rakyat yakin sepenuhnya pemerintah akan melaksanakan pemilu dengan integritas," tuturnya lewat Juru Bicara, AshLee Strong. (AFP/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya