Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Clinton Tegaskan AS tidak Berperang Melawan Islam

Willy Haryono
10/10/2016 09:57
Clinton Tegaskan AS tidak Berperang Melawan Islam
(AFP Photo / Win McNamee)

AMERIKA Serikat (AS) tidak sedang berperang melawan Islam. Ucapan tersebut dilontarkan Hillary Clinton saat merespons pertanyaan mengenai perang melawan kelompok militan Islamic State (IS) dalam debat kedua calon presiden.

Menurut dia, mengalahkan IS membutuhkan koalisi besar dengan negara-negara Muslim dunia.

"Kita tidak sedang berperang melawan Islam. Adanya anggapan kita sedang memeranginya adalah sebuah kesalahan. Teroris memanfaatkan hal tersebut dan bertindak seolah-olah kita sedang memerangi Islam," ujar Clinton dalam debat di Washington University, St Louis, Minggu (9/10).

Terkait Islam, Clinton menegaskan AS adalah negara yang menjunjung tinggi kebebasan beragama. Muslim sudah ada di AS sejak zaman presiden pertama Negeri Paman Sam, George Washington.

Muslim disebut Clinton telah menjadi bagian dari AS, salah satunya adalah petinju legenda Muhammad Ali.

"Kita membutuhkan Muslim Amerika untuk menjadi mata dan telinga kita, membuat mereka merasa menjadi bagian dari negara kita," tegas Clinton.

Moderator debat Andersoon Cooper dan Martha Raddatz melontarkan pertanyaan kepada Donald Trump mengenai rencananya melarang Muslim masuk ke AS.

Trump menjawab dengan menyinggung nama Kapten Humayun Khan, seorang Muslim yang tewas saat bertugas di Irak untuk militer AS pada 2004.

"Kapten Khan adalah pahlawan dan jika saya adalah presiden pada saat itu, dia mungkin masih hidup," ucap Trump.

Agustus lalu, Trump menghina keluarga Khan yang mengkritik rencana melarang semua Muslim masuk ke AS.

Mike Pence, calon wakil presiden dari Partai Republik, pernah mengatakan bahwa Trump sudah tidak lagi berencana melarang semua Muslim masuk ke AS.

Trump memang mengubah sikapnya dan mengatakan hanya akan melarang kedatangan Muslim dari negara-negara yang dianggap rawan.

"Larangan menerima Muslim telah berubah menjadi pemeriksaan ekstrem," kata Trump.

Raddatz merespons, "Coba Anda jelaskan apa maksudnya?"

"Intinya pemeriksaan ekstrem," balas Trump tanpa menjelaskan lebih detail. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya