Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENEMUAN di Sinauli menandai bukti pertama keberadaan kereta perang di anak benua India, menempatkan budaya kuno ini sebanding dengan peradaban kontemporer seperti Mesopotamia dan Yunani, di mana kereta perang sudah digunakan. Para arkeolog menemukan tiga kereta perang berukuran penuh, yang dihiasi dengan motif geometris tembaga.
Jari-jari roda kereta, dihiasi dengan segitiga tembaga, menunjukkan kereta ini tidak hanya digunakan untuk tujuan praktis tetapi juga melambangkan status dan kekuasaan. Desain dan keterampilan pembuatan kereta ini menyoroti keterampilan maju dari para pengrajin budaya OCP.
Sinauli, yang telah digali sejak 2005, merupakan bagian dari wilayah yang penting dalam sejarah kuno India. Budaya Tembikar Berwarna Oker (Ochre-Colored Pottery/OCP) berkembang antara 2000 dan 1500 SM di daerah pertemuan Sungai Gangga dan Yamuna.
Baca juga : Menggabungkan Misi Baru dan Lama untuk Melindungi Situs Arkeologi Kuno dari Luar Angkasa
Budaya ini sezaman dengan fase akhir Peradaban Lembah Indus, membuat penemuan ini semakin penting karena memberikan bukti adanya struktur sosial yang canggih, perdagangan, dan mungkin bahkan pertukaran budaya antara peradaban tetangga.
Salah satu penemuan paling menakjubkan adalah pemakaman kerajaan yang menampilkan peti mati kayu yang dihiasi dengan figur manusia tembaga, semuanya mengenakan helm dengan dua tanduk dan dihiasi dengan daun pohon suci beringin (Ficus religiosa). Pemakaman ini juga berisi dua kereta perang lengkap, helm tembaga, tongkat dekoratif, cambuk berornamen, serta manik-manik emas dan steatit, menunjukkan orang yang dimakamkan kemungkinan adalah seorang pemimpin militer berpangkat tinggi atau orang dengan status sosial yang signifikan.
Barang-barang kuburan, yang termasuk tembikar dan benda-benda upacara, menunjukkan bahwa masyarakat Sinauli sangat menekankan pada persiapan kehidupan setelah kematian.
Baca juga : Langkah Indonesia masih Mulus di Piala Suhandinata 2024
Penanggalan radiokarbon dari sisa-sisa organik, termasuk kayu dari peti mati dan kereta perang, mengonfirmasi usia situs ini, menempatkannya pada masa transisi antara Zaman Tembaga dan Perunggu di wilayah tersebut. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Radiocarbon: An International Journal of Cosmogenic Isotope Research, temuan ini memperkokoh peran Sinauli dalam sejarah kuno, menempatkan budaya OCP sebagai salah satu pemain kunci dalam perkembangan awal teknologi perang di anak benua India.
Penggunaan analisis isotop memungkinkan para peneliti untuk lebih akurat menentukan tanggal pemakaman sekitar tahun 2000 SM, mendukung gagasan bahwa budaya ini mengembangkan strategi militer yang canggih pada saat Mesopotamia dan Yunani juga terlibat dalam kegiatan serupa.
Penemuan kereta perang di Sinauli sangat signifikan karena menantang asumsi sebelumnya tentang kemampuan teknologi anak benua India kuno. Sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa budaya India menggunakan kereta perang dalam peperangan.
Baca juga : India Jadi Lawan Indonesia di Perempat Final Piala Suhandinata
Pengungkapan ini tidak hanya menunjukkan penduduk Sinauli sangat terorganisir secara militer, tetapi juga mereka mungkin terlibat dalam konflik dengan budaya lain, mungkin sebagai bagian dari perdagangan atau sengketa wilayah.
Selain itu, penggalian tersebut mengungkapkan berbagai jenis pemakaman, termasuk pemakaman primer, sekunder, dan simbolik. Pemakaman primer berisi tubuh lengkap dalam posisi memanjang, sementara pemakaman sekunder berisi sisa-sisa kerangka yang telah terpapar elemen-elemen alam.
Pemakaman simbolik, yang berisi sisa-sisa hewan seperti anjing dan burung tetapi tanpa sisa-sisa manusia, mengisyaratkan pentingnya hewan-hewan ini dalam praktik penguburan.
Implikasi yang lebih luas dari penemuan Sinauli sangat mendalam. Kehadiran kereta perang, alat tembaga yang canggih, dan praktik penguburan yang rumit menunjukkan bahwa budaya Tembikar Berwarna Oker jauh lebih maju dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antara budaya ini dan peradaban kontemporer lainnya, seperti di Mesopotamia, Mesir, dan Lembah Indus. (archaeologymag/Z-3)
Ekskavasi arkeologi di Tamil Nadu, India, temukan bukti pembuatan dan penggunaan besi yang diperkirakan berusia 5.000 hingga 5.400 tahun.
PARA pemangku kebijakan harus didorong dan diingatkan untuk memasukan perspektif arkeologis sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan dalam melahirkan kebijakan.
Penemuan luar biasa terjadi di East Lomond, dekat desa Falkland, Fife, Skotlandia. Dalam sebuah proyek arkeologi sukarela, para penggali menemukan gagang tombak perunggu langka
Studi internasional yang melibatkan ahli genetika dan arkeologi mengungkapkan dua pola migrasi utama yang membentuk asal usul bahasa di kawasan Mediterania.
Misi arkeologi gabungan Mesir-Spanyol mengungkap penemuan luar biasa dari era Ptolemaik di situs Al-Bahnasa, Mesir.
Penggalian arkeologi di nekropolis Almalyk-Dere di Dataran Tinggi Mangup, Krimea, mengungkap koleksi perhiasan emas dan perak milik wanita bangsawan dari abad ke-4 - ke-6 Masehi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved