Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Clinton-Trump Berjuang Hapuskan Kesan Negatif

AFP/AP/Ire/Hde/X-3
27/9/2016 06:36
Clinton-Trump Berjuang Hapuskan Kesan Negatif
(AFP PHOTO / ALAIN BOMMENEL)

MENJELANG debat perdana dua kandidat Presiden AS, Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik, popularitas keduanya berkejaran.

Sebanyak 100 juta orang diperkirakan menyaksikan debat Clinton-Trump yang disiarkan di televisi pada Senin (26/9) malam waktu setempat atau pagi hari ini WIB.

Clinton, 68, memasuki debat 90 menit tersebut de­ngan sederet jabatan mengilap sebagai mantan menlu dan senator yang selama 40 tahun melayani masyarakat.

Adapun lawannya, Trump, 70, terkenal sebagai miliuner dan bintang acara layar kaca. Dia percaya diri, tidak mudah diprediksi, dan lebih nyaman menjadi pusat perhatian.

Debat perdana berlangsung di Universitas Hofstra, New York. Inilah yang jadi pusat perhatian warga AS enam ming­gu sebelum Pemilihan Presiden AS 8 November nanti. Debat digelar sehari setelah jajak pendapat Washington Post-ABC News yang menunjukkan keunggulan Clinton atas Trump pada bulan lalu telah menguap.

Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan Clinton dan Trump sama-sama memperoleh 41% suara. Kandidat Partai Liberal Gary Jhonson 7% dan kandidat Partai Hijau Jill Stein 2%. Dalam kontes dua arah, Trump dan Clinton bahkan meraup 46% suara di antara pemilih terdaftar.

Jajak pendapat oleh CNN/ORC, kemarin, menunjukkan Clinton dan Trump hanya terpaut dua poin di dua negara bagian yang harus mereka perebutkan, yaitu Pennsylvania dan Colorado.

Banyak analis mengatakan debat tidak menjamin kemenangan kandidat dalam pemilih­an presiden. Namun, debat bisa membuat seorang kandidat terjungkal. Kesalahan satu kalimat atau keseleo lidah saja bisa berdampak serius.

“Saya pikir ini akan ketat hingga akhir. Kita harus bersiap setiap hari. Debat menjadi jalan yang baik untuk melakukannya,” kata Clinton.

Selain menyiapkan diri menjelang debat, kedua kandidat juga berjuang untuk menghapus pandangan negatif warga AS. Kejujuran Clinton dipertanya­kan akibat skandal e-mail-nya, penggunaan dana Clinton Foundation, dan keterkaitannya dengan Wall Street.

Sebaliknya, kubu Trump berupaya setengah mati meyakinkan para pemilih bahwa dia memiliki temperamen dan kebijakan yang kuat untuk menjadi kepala negara adidaya. (AFP/AP/Ire/Hde/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya