Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pusat Kota Beijing Kini Sunyi Akibat Pembatasan Covid-19

Nur AivanniĀ 
09/5/2022 16:30
Pusat Kota Beijing Kini Sunyi Akibat Pembatasan Covid-19
Warga berdiri di depan pintu masuk stasiun kereta bawah tanah yang ditutup di Beijing, Tiongkok.(AFP)

JUTAAN orang di Beijing tinggal di rumah pada Senin ketika ibu kota Tiongkok mencoba untuk menangkis wabah covid-19 dengan pembatasan pergerakan.

Penduduk Beijing khawatir mereka akan berada dalam cengkeraman tindakan kejam yang sama yang telah menjebak sebagian besar dari 25 juta orang Shanghai di rumah selama beberapa minggu.

Baca juga: Pasangannya Positif Covid-19, PM Selandia Baru Lakukan Isolasi Mandiri

Di Beijing, stasiun kereta bawah tanah dan kantor kosong selama jam sibuk pada Senin pagi di Chaoyang - distrik terpadat di kota itu. Itu terjadi setelah para pejabat meningkatkan perintah kerja dari rumah pada hari Minggu karena meningkatnya kasus covid-19.

Bisnis yang tidak penting di distrik tersebut, yang berpenduduk 3,5 juta orang, ditutup, bahkan toko Apple di kawasan perbelanjaan Sanlitun yang populer diperintahkan untuk tutup setelah dibuka sebentar di pagi hari.

"Saya merasa sangat tidak nyaman melihat begitu sedikit orang di sekitar," kata Wang, seorang petugas kebersihan setengah baya kepada AFP.

Beijing telah melaporkan ratusan infeksi dalam beberapa pekan terakhir, dengan 49 infeksi baru covid-19 dikonfirmasi pada Senin.

Beberapa pekerja keuangan pindah ke hotel di dekat kantor mereka, ketika pembatasan mulai membentuk kehidupan sehari-hari di kota berpenduduk 21 juta jiwa itu.

"Perusahaan kami mengatakan kami harus berusaha untuk tidak pulang karena mereka merasa bahwa mungkin ada risiko dalam perjalanan pulang pergi," kata seorang manajer investasi yang berbasis di Beijing yang telah pindah ke sebuah hotel di dekat tempat kerjanya.

"Beberapa teman saya sudah diimbau untuk tidak naik angkutan umum ke tempat kerja, dan menyetir atau naik sepeda, agar tidak terkena penyebarannya," ucapnya.

Shanghai telah menanggung beban terbesar dari lonjakan omikron di negara itu, dengan lebih dari 500 kematian, menurut angka resmi.

Pusat keuangan tersebut telah memerintahkan jam malam selama beberapa hari untuk penduduk di beberapa lingkungan, menurut pemberitahuan yang dilihat oleh AFP. Itu bahkan terjadi ketika jumlah kasus harian telah berkurang menjadi ribuan kasus. (AFP/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya