Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

WHO: Risiko Omikron Tetap Sangat Tinggi

Nur Aivanni 
29/12/2021 13:12
WHO: Risiko Omikron Tetap Sangat Tinggi
Seorang pelancong melintas di depan papan pengumuman uji covid-19 di Bandara Internasional Liberty di Newark, AS.(AFP)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu, mengatakan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh varian omikron masih sangat tinggi.

Dalam pembaruan epidemiologi mingguan covid-19, WHO mengatakan bahwa omikron berada di balik lonjakan virus yang cepat di beberapa negara, termasuk yang telah melampaui varian delta yang sebelumnya dominan.

Baca juga: Jepang Merevisi Rencana Eksplorasi Ruang Angkasa

"Risiko keseluruhan terkait varian baru yang menjadi perhatian omikron tetap sangat tinggi," kata badan kesehatan PBB itu.

Dikatakannya, bukti yang konsisten menunjukkan bahwa varian omikron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian delta dengan waktu dua kali lipat dua hingga tiga hari dan peningkatan pesat dalam kejadian kasus terlihat di sejumlah negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, di mana itu telah menjadi varian yang dominan.

"Tingkat pertumbuhan yang cepat kemungkinan merupakan kombinasi dari penghindaran kekebalan dan peningkatan transmisibilitas varian omikron secara intrinsik," jelasnya.

Namun, WHO menyoroti penurunan 29% dalam insiden kasus yang diamati di Afrika Selatan - negara yang pertama kali melaporkan varian tersebut ke WHO pada 24 November.

Dikatakan data awal dari Inggris, Afrika Selatan dan Denmark - yang saat ini memiliki tingkat infeksi tertinggi di dunia per orang - menunjukkan ada pengurangan risiko rawat inap untuk omikron dibandingkan dengan delta.

Namun, data lebih lanjut diperlukan untuk memahami tingkat keparahan omikron dalam hal penanda klinis, termasuk penggunaan oksigen, ventilasi mekanis, dan terkait kematian.

Lebih banyak data juga diperlukan tentang bagaimana tingkat keparahan mungkin dipengaruhi oleh infeksi covid sebelumnya atau vaksinasi.

WHO mengatakan bahwa dalam pekan yang berakhir pada Minggu, menyusul peningkatan bertahap sejak Oktober, jumlah kasus baru secara global naik 11% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, jumlah kematian baru turun empat persen.

"Ini sesuai dengan hanya di bawah lima juta kasus baru dan lebih dari 44.000 kematian baru," kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu.

Jumlah kasus baru tertinggi dilaporkan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Italia. (AFP/Nur/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya