Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Salam tradisional Prancis la bise atau saling mencium pipi perlahan-lahan dilakukan lagi ketika wabah virus korona mulai surut.
Saat pandemi mencapai puncaknya, la bise secara defacto dilarang di Prancis karena bisa menjadi ajang penularan virus.
Namun ketika lebih dari 70 persen populasi negara itu telah divaksin, masyarakat sudah terlihat melakukannya lagi.
La bise biasanya dilakukan dengan saling menempelkan pipi kiri dan kanan sambil mengecup atau mengeluarkan suara kecupan. Kebiasaan itu mirip dengan salam "cipika-cipiki" (cium pipi kanan, cium pipi kiri) di Indonesia. "Kami lama menghentikan itu (la bise) untuk menghormati aturan jaga jarak, tapi itu ritual yang benar-benar saya suka," kata pegawai pemerintah Vincent Seznec dengan bir di tangan, setelah menyapa kawan-kawannya dengan la bise.
Karena sudah divaksin, dia mengaku tak memiliki alasan untuk tidak melakukannya lagi. "Paling baik itu divaksin dan saling mencium daripada tidak divaksin dan tidak saling mencium," kata dia.
Penduduk Paris Anna dan Carmela, setelah berpelukan dan saling mencium pipi, mengaku sepakat dengan hal itu.
"Ini adalah simbol kasih sayang dan menerima orang lain," kata Anna. "Artinya kebersamaan."
Carmela sangat merindukan la bise, terutama saat puterinya yang berusia 32 tahun berhenti menciumnya karena takut menularkan virus corona.
"Ohhhhhhhhh, itu sangat menyedihkan," kata Carmela.
Bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dulu menyarankan agar masyarakat tidak saling mencium atau berjabat tangan untuk menghindari penularan, kini kerap terlihat melakukan la bise.
Namun, beberapa penduduk Paris mengatakan banyak hal tidak akan pernah seperti dulu lagi.
Alasannya, orang sekarang lebih selektif dan lebih terbuka untuk mengatakan tak ingin mencium pipi seseorang.
"Saya melakukan la bise lagi tapi cuma kepada orang-orang yang saya sayangi, bukan kepada orang yang tidak saya kenal baik," kata Natalie Bitar.
Elisa Mayor, seorang mahasiswi, mengatakan bahwa la bise tidak populer di kalangan orang-orang seusianya, bahkan sebelum pandemi. "Kami lebih suka mengatakan 'hai' dari jauh," kata dia.
Namun bagi Paul Taylor, komedian yang tinggal di Paris, tak ada keraguan bahwa tradisi itu sudah kembali dan akan tetap ada.
Taylor sempat tenar karena sketsanya tentang la bise yang disebutnya sebagai "hal yang paling menggangguku saat tinggal di sini".
"Tentu itu sudah kembali," kata dia. "Waktu aku menggelar pertunjukan, aku minta penonton menjawab dengan tepuk tangan 'siapa yang melakukan la bise sejak COVID', semua penonton pun bertepuk tangan." (Ant/OL-12)
Tradisi ini merupakan wujud nyata ungkapan rasa syukur masyarakat Lembur Sawah kepada Sang Maha Pencipta atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah.
"Cukup hati-hati mungkin dalam penulisan masalah budaya aja, lebih-lebih ke takut ke arah sana, takut ada yang melampaui batas,"
SRI Sultan Hamengku Buwono X turut hadir dalam acara resepsi pernikahan Stevi Harman dan Mario Pranda yang digelar di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan.
Tradisi Pehcun yang identik dengan telur berdiri ini, dikemas dalam Event Pasir Padi di ikuti ratusan peserta. Pihak panitia menyediakan 3.500 butir hingga 4.000 butir telur ayam.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Tradisi Rewanda di Obyek Wisata Goa Kreo Semarang itu akan awali dengan kegiatan kirab budaya sejauh 2,5 kilometer membawa gunungan buah-buahan dan makanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved