KELOMPOK ISIS mengklaim serangan terhadap pipa gas alam utama di tenggara ibu kota Suriah. Serangan itu menyebabkan pemadaman listrik di kota dan daerah sekitarnya.
"Pejuang ISIS mampu menanam dan meledakkan bahan peledak di pipa gas yang memasok pabrik Tishreen dan Deir Ali," kata kelompok itu dalam suatu pernyataan, Sabtu (19/9).
Stasiun Deir Ali tenggara Damaskus menghasilkan setengah dari kebutuhan listrik Suriah. Ini disampaikan Menteri Listrik Ghassan al-Zamel, Sabtu, dari kantor berita resmi SANA.
Dia mengatakan serangan terhadap pipa gas pada Jumat (18/9) malam dengan alat peledak menyebabkan stasiun itu berhenti beroperasi untuk sementara. Pemadaman itu memengaruhi beberapa stasiun lain, menyebabkan pemadaman di Damaskus, pinggirannya, dan daerah lain, kata Zamel, sebelum listrik pulih sekitar 30 menit kemudian.
Dia mengatakan pekerjaan pemeliharaan telah dimulai Sabtu tetapi memperingatkan penjatahan yang parah sampai pipa diperbaiki dan pembangkit listrik melanjutkan operasi dengan normal. Pabrik Deir Ali dan Tishreen tetap tidak berfungsi.
ISIS di Suriah dinyatakan kalah di dusun tepi sungai Baghouz pada 2019 setelah serangan yang didukung AS. Namun kelompok itu terus melakukan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah dari tempat persembunyiannya, termasuk di gurun timur Suriah yang luas.
Infrastruktur gas dan minyak Suriah telah menjadi salah satu target militan dan kelompok pemberontak yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad. Konflik Suriah sejak 2011 telah merusak jaringan listrik serta infrastruktur minyak dan gas di seluruh negeri.
Baca juga: Sambut Assad Datang, Putin Kecam Pasukan Asing di Suriah
Ladang minyak terbesar Suriah tetap berada di luar jangkauan pemerintah di timur laut yang dikuasai Kurdi. Sanksi Barat telah menghambat impor bahan bakar dari luar negeri. Warga Suriah di daerah yang dikuasai pemerintah harus menyesuaikan kehidupan mereka di rumah dan mengatasi pemadaman listrik hingga 20 jam sehari. (AFP/OL-14)