Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KEMBALI dari misi internasional pascadebutnya sebagai wakil presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris menuai kritik dari Partai Republik.
Harris, sebelumnya, bertolak ke Guatemala dan Meksiko untuk mencari solusi agar orang-orang di kedua negara itu, serta Honduras dan El Salvador, tidak bermigrasi ke AS.
Namun, dia belum mengunjungi daerah perbatasan di Selatan untuk melihat kondisi lapangan.
Baca juga: Pertemuan Putin dan Biden akan Digelar di Vila Tepi Danau
Hal itu mendorong partai oposisi dan beberapa politisi lainnya mengkritik sikap Harris yang dianggap tidak menanggapi permasalahan migrasi dengan serius.
Masalah imigrasi AS telah lama mengganggu administrasi selama beberapa dekade.
Hampir 180.000 orang dicegat dan lebih dari 80% di antaranya berasal dari Meksiko atau yang disebut Segitiga Utara Guatemala, Honduras, dan El Salvador.
Senator Republik Texas John Cornyn menggambarkan perjalanannya itu sebagai kesempatan yang terlewatkan.
Pada saat kunjungannya tersebut, ia mengatakan pada para migran untuk “Jangan datang ke AS.” Namun pernyataannya ini dianggap berbanding terbalik dengan tindakannya.
"Semua yang telah dilakukan Biden dan Harris telah mengirimkan pesan yang berlawanan dari ucapan tersebut,” kata Senator Texas dari Partai Republik Ted Cruz kepada Fox News.
"Kami telah melihat dalam lima bulan mereka menjabat dan bencana mutlak terjadi di perbatasan tanpa kemauan untuk memperbaiki masalah,” tambahnya.
Seakan menepis kritikan tersebut, Harris mengatakan dia akan tetap fokus mengatasi akar penyebab migrasi ilegal, yaitu kemiskinan dan kejahatan daripada melakukan gerakan-gerakan besar.
Dia juga membawa janji pemerintahan Biden tentang kebijakan imigrasi yang lebih manusiawi daripada pemerintahan Trump sebelumnya.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa perjalannya itu persis seperti yang diminta presiden untuk dia lakukan. (AFP/OL-1)
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Korea Utara kembali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tengah berlangsung.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield menyatukan lebih dari 6.000 pasukan dari 13 negara peserta.
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
AFE menyoroti minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak La Liga mengenai rencana membawa pertandingan domestik ke luar negeri.
AS memperluas upaya untuk menghambat Pengadilan Pidana Internasional atas penuntutannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved