Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kematian Covid-19 India Berpotensi Meningkat Tajam Hingga Mei

Atikah Ishmah Winahyu
27/4/2021 09:08
Kematian Covid-19 India Berpotensi Meningkat Tajam Hingga Mei
Ambulans yang mengakut jenazah pasien covid-19 mengantre di sebuah krematorium di Bangalore, India.(AFP/Manjunath Kiran)

INDIA, Senin (26/4), kembali mencetak rekor untuk jumlah kasus baru dan kematian terkait covid-19. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) memperkirakan kematian harian di negara itu akan meningkat lebih jauh hingga pertengahan Mei.

Sekitar 200.000 orang lebih diperkirakan meninggal akibat covid-19 di India selama tiga minggu ke depan sebelum jumlah kematian harian mulai turun, menurut sebuah studi oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington di AS.

Pada puncaknya, sekitar 16 Mei, India kemungkinan akan mengalami lebih dari 13.000 kematian covid-19 sehari, proyeksi menunjukkan.

Baca juga: India akan Terima Vaksin Covid-19 Sputnik pada Mei

Jumlah itu lebih dari empat kali lipat dari 2.812 kematian yang dilaporkan negara itu pada Senin (26/4), rekor tertinggi terbaru.

Kematian baru akibat covid-19 di India memecahkan rekor baru setiap hari selama seminggu terakhir. Infeksi harian di 'Negeri Hindustan' itu juga mencetak rekor global baru untuk hari kelima berturut-turut, dengan 352.991 kasus dilaporkan dalam semalam, menurut data kementerian kesehatan.

Lintasan kematian akibat covid-19 harian negara dianggap sebagai indikator terbaik dari perkembangan pandemi, meskipun umumnya ada jeda 17 hingga 21 hari antara infeksi dan kematian, menurut studi IHME.

Angka model proyeksi berbeda dari angka yang dilaporkan secara resmi karena memperhitungkan potensi kekurangan pelaporan di beberapa wilayah dan rata-rata beberapa data.

Secara keseluruhan, India telah melaporkan lebih dari 17 juta kasus covid-19 dan lebih dari 195.000 kematian. Tetapi, para ahli kesehatan mengatakan angka sebenarnya cenderung jauh lebih tinggi.

Direktur IHME Christopher Murray mengatakan, dalam sebuah penjelasan tentang penelitian tersebut, bahwa survei sero-prevalensi menunjukkan India mungkin mendeteksi kurang dari 5% dari total populasi yang terinfeksi.

“Artinya, jumlah kasus yang terdeteksi perlu dikalikan 20 atau lebih untuk mengetahui jumlah infeksi yang terjadi di India,” ujar Murray.

"Jumlah infeksi saat ini luar biasa besar,” imbuhnya.

Studi IHME mengatakan ada tren penurunan jumlah kasus covid-19 harian dan kematian di India dari September hingga pertengahan Februari. Tetapi pembalikan dramatis terjadi bulan ini, dengan lonjakan infeksi yang tiba-tiba dan signifikan.

Hampir satu dari setiap empat orang di India kemungkinan telah terinfeksi virus korona, menurut laporan institut tersebut. Dan covid-19 telah menjadi penyebab kematian terbesar kelima di negara itu.

Jumlah total kematian akibat virus korona di India diproyeksikan mendekati 960.000 pada 1 Agustus, model IHME menunjukkan. Tetapi, sekitar 80.000 dari nyawa itu dapat diselamatkan jika 95% penduduk tetap menggunakan masker di tempat umum.

"Peluncuran vaksin yang diproyeksikan, jika terus berjalan dapat menyelamatkan 85.600 nyawa lagi,” kata laporan itu.

Secara global, model proyeksi menyebut jumlah kematian melebihi 5 juta pada 1 Agustus. Skenario terburuk yang memperhitungkan tindakan jarak sosial yang lebih longgar menyebutkan jumlahnya pada 5,4 juta. Jumlah korban saat ini mencapai lebih dari 3,1 juta.

“Proyeksi semacam itu mungkin hanya dapat diandalkan dalam jangka pendek,” kata Profesor Gautam Menon dari Universitas Ashoka di India

Profesor fisika dan biologi yang telah melakukan perhitungan covid-19 independennya ini mengatakan, "Setiap prediksi yang terlalu seksama, dari puncak hanya dalam jendela lima hari akan mengabaikan banyak ketidakpastian yang terkait dengan masukan ke perhitungan seperti itu."

Negara-negara di seluruh dunia telah berjanji membantu India membendung wabahnya karena sistem perawatan kesehatan negara Asia Selatan itu berada di ambang kehancuran dengan pasien yang sakit parah ditolak rumah sakit yang penuh sesak, bergulat dengan kekurangan tempat tidur dan oksigen yang parah.

Beberapa kota telah memerintahkan jam malam, sementara polisi telah dikerahkan untuk menegakkan jarak sosial dan pemakaian masker.

Negara bagian selatan Karnataka, rumah bagi kota teknologi Bengaluru, memerintahkan penguncian 14 hari mulai Selasa (2/4), bergabung dengan negara bagian industri barat Maharashtra, yang pengunciannya berlangsung hingga 1 Mei.

Beberapa negara bagian ditetapkan mencabut langkah-langkah penguncian minggu ini. Pakar kesehatan masyarakat khawatir pembatasan tambal sulam, yang dipersulit oleh pemilihan lokal dan pertemuan massal dalam rangka festival, dapat memicu serangan lebih lanjut di tempat lain.

Politisi, terutama Perdana Menteri Narendra Modi, telah menuai kritik karena mengadakan aksi kampanye selama kampanye pemilihan negara bagian yang menarik ribuan orang, memenuhi stadion dan lapangan.

Modi, selama akhir pekan, memohon kepada semua warga untuk mendapatkan vaksinasi dan berhati-hati untuk mengendalikan wabah yang semakin parah. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik