Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Usai di Kudeta, Presiden Myanmar Hadapi 2 Dakwaan Baru

Atikah Ishmah Winahyu
03/3/2021 14:10
Usai di Kudeta, Presiden Myanmar Hadapi 2 Dakwaan Baru
Demonstran membawa poster Presiden Myanmar yang dikudeta oleh militer(AFP/SAI AUNG MAIN)

AKSI protes terhadap proses kudeta militer di Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, kini lebih banyak aksi yang direncanakan di seluruh negeri pada Rabu (3/3).

Pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan ke udara ketika pengunjuk rasa berkumpul di satu lokasi di ibu kota komersial Yangon, Rabu (3/3) pagi. Sedikitnya 21 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari.

Seorang aktivis di Negara Bagian Chin mengatakan pemogokan terjadi di hampir semua kotapraja pada Rabu (3/3).

Penangkapan pelacak kelompok mengatakan puluhan orang mungkin telah ditahan pada Selasa (2/3), termasuk seorang penyelenggara protes yang diduga dibawa pergi dengan todongan senjata oleh personel keamanan bermobil tak bertanda.

Baca juga: Dipecat Junta, Dubes Myanmar untuk PBB Tetap Berjuang Lawan Kudeta

Di sisi lain, pengacara presiden Myanmar yang digulingkan Win Myint, Khin Maung Zaw, mengatakan kliennya menghadapi dua dakwaan baru, termasuk terkait pelanggaran konstitusi dengan ancaman hukuman hingga tiga tahun penjara.

Win Myint ditangkap pada 1 Februari bersama pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi hanya beberapa jam sebelum militer merebut kekuasaan dalam kudeta. Win Myint juga menghadapi dakwaan karena melanggar protokol untuk menghentikan penyebaran virus korona.

Pengacara Khin Maung Zaw mengaku tidak mengetahui tanggal persidangan Win Myint.

Upaya Diplomatik ASEAN

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) gagal membuat terobosan dalam pertemuan virtual 10 menteri luar negeri yang membahas perkembangan Myanmar. Sementara mereka bersatu karena seruan untuk menahan diri, hanya empat anggota yakni Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura yang menyerukan pembebasan tahanan termasuk Suu Kyi.

"Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif," kata ketua ASEAN Brunei.

Media pemerintah Myanmar pada Rabu mengatakan menteri luar negeri yang ditunjuk militer menghadiri pertemuan ASEAN untuk bertukar pandangan tentang masalah regional dan internasional, tetapi tidak menyebutkan tujuan pembicaraan.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan kudeta itu adalah langkah mundur yang sangat tragis bagi Myanmar, dan penangkapan serta tuntutan terhadap Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya tidak akan menyelesaikan masalah.

"Anda benar-benar harus kembali, membebaskan Aung San Suu Kyi, bernegosiasi dengan dia dan timnya, dan mencari jalan damai ke depan untuk Myanmar," katanya dalam wawancara.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya