Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Tahun Baru yang Sunyi

Atikah Ishmah Winahyu
02/1/2021 03:45
Tahun Baru yang Sunyi
Petugas polisi berpatroli di taman Victoria di seberang London Eye yang hampir sepi pada malam tahun baru di London, Inggris(AFP)

PANDEMI covid-19 membuat perayaan malam tahun baru 2021 berbeda dengan tahun sebelumnya. Masyarakat di sejumlah negara terpaksa memperingatinya dalam pembatasan untuk membendung penularan virus korona yang sudah menyebabkan lebih dari 1,7 juta orang meninggal dan 82 juta orang terinfeksi sejak Januari 2020.

Di Sydney, kembang api membubung tinggi di atas Opera House, tetapi pelabuhan di bawahnya terlihat sepi. Pertunjukan piroteknik di Sydney yang dulunya menarik jutaan orang ke area pelabuhan, kini durasinya diperpendek. Tempattempat pemandangan paling populer juga dipagari serta banyak polisi yang mengawasi pengunjung.

“Tahun yang luar biasa,” kata Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales, Gladys Berejiklian, seperti dikutip harian The Guardian. “Semoga 2021 lebih mudah bagi kita semua,” imbuhnya.

Di New York, Times Square juga lebih sepi dari tahun sebelumnya. Bola Malam Tahun Baru masih jatuh di Broadway, tetapi penontonnya kali ini ialah sekelompok kecil perawat, dokter, dan pekerja penting lain yang telah dipilih sebelumnya. Polisi lalu menutup Times Square bagi kendaraan dan pejalan kaki dan membubarkan setiap orang yang ingin datang.

Tidak ada pula kerumunan di Lapangan Santo Petrus dan tidak ada yang menyelam ke Sungai Tiber di Roma. Di Prancis, hanya enam orang dewasa yang diizinkan berkumpul di sekitar meja makan, sedangkan 100 ribu personel keamanan mengawasi setiap perayaan publik. Penjualan alkohol dilarang di beberapa daerah dan Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, memerintahkan petugas untuk secara ketat memberlakukan jam malam dari pukul 08.00 malam hingga pukul 06.00 pagi.

Di Inggris, warga tidak diperbolehkan merayakan malam tahun baru dan barikade dipasang di tempat umum, seperti Trafalgar Square London dan Parliament Square. 

Di Selandia Baru, negara yang berhasil memberantas virus korona setelah lockdown ketat selama tujuh minggu, malam tahun baru berjalan seperti biasa.

Sementara itu, di Jerman, pemerintah melarang penjualan kembang api agar tidak menimbulkan kerumunan dan pelanggarnya mendapat hukuman dari polisi. “Terlepas dari semua kekhawatiran dan beberapa skeptisisme, kami menantikan tahun baru dengan begitu banyak harapan,” kata Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato tahun barunya bahwa ia berharap Rusia akan bersatu dalam menghadapi pandemi. Dia pun mengakui gelombang kedua infeksi masih melanda negara itu. “Sayangnya, epidemi belum sepenuhnya dihentikan,” kata Putin. “Perjuangan untuk melawannya (virus) tidak berhenti bahkan untuk 1 menit,” katanya.


Wuhan meriah

Kemeriahan justru terjadi di Wuhan, tempat covid-19 pertama kali terdeteksi. Warga bersukaria, bersorak, dan melepaskan balon untuk menyambut pergantian tahun.

“Tiongkok telah mengendalikan epidemi dengan sangat baik sekarang,” kata Li Yusu, warga yang turut hadir. “Tapi negara lain masih terjangkit virus tersebut. Saya berharap mereka dapat melewati kesulitan ini secepat mungkin,” imbuhnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya