Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

PM Inggris Bersiap Brexit Tanpa Kesepakatan

Atikah Ishmah Winahyu
12/12/2020 00:10
PM Inggris Bersiap Brexit Tanpa Kesepakatan
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson(AFP)

PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson telah memerintahkan para menteri untuk bersiap terhadap kemungkinan bahwa pembicaraan Brexit akan berakhir tanpa kesepakatan. Dia memperingatkan bahwa Inggris berisiko terkunci dalam lingkaran Uni Eropa.

Setelah pertemuan puncak selama tiga jam dengan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen gagal menjembatani kesenjangan besar di antara mereka, Johnson mengakum siap untuk bekerja ekstra dengan terbang ke Paris atau Berlin untuk bertatap muka dengan para pemimpin Uni Eropa.

Namun, dia mengatakan bahwa tawaran UE saat ini tidak dapat diterima, karena Inggris tidak bisa diperlakukan seperti kembarannya. 

“Menurut saya, ini agak mirip dengan saudara kembar. Inggris adalah satu kembar, Uni Eropa adalah yang lain. Jika UE memutuskan untuk memotong rambut, Inggris akan memotong rambut atau menghadapi hukuman. Atau jika UE memutuskan untuk membeli tas yang mahal, Inggris harus membeli tas yang mahal juga atau akan dikenakan tarif,” ungkapnya.

“Jelas itu bukan cara yang masuk akal untuk dilanjutkan dan tidak seperti kesepakatan perdagangan bebas lainnya. Ini adalah cara untuk menjaga Inggris agar tetap terkunci di lingkaran peraturan UE,” imbuhnya.

Bahasa Johnson menggemakan kecamannya atas kesepakatan Brexit Theresa May. Setelah mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri pada 2018, dia mengatakan pada konferensi Partai Tory tahun itu bahwa Inggris tidak boleh terkunci dalam balok traktor Brussel.

“Saya pikir kami harus sangat, sangat jelas. Sekarang ada kemungkinan kuat bahwa kami akan memiliki solusi yang lebih seperti hubungan Australia dan UE daripada hubungan Kanada dengan UE,” tuturnya.

Downing Street mengatakan Johnson mendapat dukungan yang luar biasa dari kabinet atas pendiriannya, meskipun perkiraan resmi menunjukkan tidak ada kesepakatan yang akan menjatuhkan 2% tambahan dari PDB pada ekonomi yang sudah terpukul keras oleh krisis covid-19.

“Apa yang saya katakan kepada kabinet malam ini adalah untuk melanjutkan dan membuat persiapan itu. Kami tidak  menghentikan  pembicaraan, kami akan terus bernegosiasi. Tetapi, melihat posisi kami, saya pikir sangat penting bahwa setiap orang sekarang perlu bersiap untuk opsi Australia itu,” ujarnya.

Opsi Australia adalah sebutan Johnson untuk perdagangan berdasarkan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia dengan UE, yang berarti tarif yang dikenakan pada berbagai macam barang.


Berakhir buntu

Setelah makan malam antara Johnson dan Ursula von der Leyen pada Rabu lalu berakhir di jalan buntu dengan tenggat baru yang ditetapkan pada Minggu, anggota parlemen Tory menjadi semakin khawatir bahwa risiko keluar tanpa kesepakatan pada 1 Januari meningkat.

“Dunia sedang menyaksikan ini. Kami ditandai karena prestise internasional kami, keahlian negara kami, dan cara kami menyebarkannya. Dan apa yang hilang dari kami akan sangat besar,” ujar Ketua Komite Pertahanan Tobias Ellwood. Dia menekankan pada implikasi keamanan dari jalan keluar tanpa kesepakatan.

“Akan ada dampak ekonomi dan juga keamanan. Perairan Channel kami didengungkan kapal selam Rusia, wilayah udara kami oleh jet Rusia. Kami membutuhkan aliansi dan Eropa perlu berdiri dan bekerja sama. Ini akan membuat kita berbalik ke arah lain, seperti yang kita anggap sebagai presiden G7,” jelasnya.

Komisi Eropa menerbitkan rencana kontingensi tanpa kesepakatannya sendiri pada Rabu, termasuk mengizinkan maskapai penerbangan dari Inggris untuk mengoperasikan penerbangan di seluruh wilayahnya dan menjaga jalan tetap terbuka untuk pengangkut Inggris selama enam bulan, tetapi hanya jika Inggris membalas. (The Guardian/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya