Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca 70% Efektif

Atikah Ishmah Winahyu
09/12/2020 08:39
Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca 70% Efektif
Ilustrasi vaksin covid-19(JOEL SAGET / AFP)

ANALISIS terbaru dalam jurnal medis Lancet mengonfirmasi tingkat efektivitas vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca dari hasil uji coba tahap akhir. Vaksin menunjukkan tingkat kemanjuran rata-rata mencapai 70% di antara 11.636 peserta dalam uji coba fase 3 di Inggris dan Brasil. Namun, tingkat kemanjuran sebesar 90% terjadi pada subkelompok kecil yang terdiri dari 1.367 orang berusia di bawah 55 tahun, yang secara tidak sengaja menerima rejimen yang lebih rendah.

Makalah Lancet berisi analisis lebih lanjut, dilakukan atas permintaan editor dan peninjau, yang menegaskan bahwa rejimen setengah dosis/dosis penuh lebih efektif, bahkan setelah hasilnya disesuaikan dengan usia.

"Perbedaan antara kedua kelompok berlaku,” kata Andrew Pollard dari Oxford, penulis utama studi tersebut.

"Ini ada hubungannya dengan setengah dosis yang mengatur sistem kekebalan secara lebih efektif daripada dosis penuh," imbuhnya.

Sebanyak 10 sukarelawan yang mengikuti uji coba jatuh sakit akibat covid-19, beberapa di antaranya membutuhkan rawat inap. Semuanya telah menerima placebo.

"Ada beberapa bukti bahwa vaksinasi mengurangi infeksi virus korona tanpa gejala serta penyakit, tetapi kami membutuhkan lebih banyak data untuk yakin tentang itu," kata Pollard.

Meski vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menggunakan teknologi berbeda dengan vaksin Oxford telah melaporkan kemanjuran hampir 95 persen dalam uji klinis mereka, AstraZeneca dan Oxford mengatakan, masyarakat sebaiknya memikirkan kompetisi antara vaksin covid-19.

"Ketika orang mulai membandingkan data, sangat penting untuk diingat bahwa kita membutuhkan beberapa vaksin," kata Kepala eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot.

"Pfizer, Moderna, dan milik kami tidak cukup untuk memvaksinasi semua orang di seluruh dunia," imbuhnya.

Selain hasil efektivitas, makalah Lancet menyertakan data keamanan dari kelompok yang lebih besar yaitu 23.745 peserta di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Satu orang yang menerima vaksin mengalami myelitis transversal, peradangan di sepanjang sumsum tulang belakang, yang mungkin terkait dengan inokulasi dan yang lainnya mengalami demam tinggi, tetapi keduanya sudah sembuh.

"Kami memiliki vaksin efektif yang memenuhi persyaratan peraturan untuk disetujui di seluruh dunia," kata wakil presiden eksekutif untuk biofarmasi di AstraZeneca Mene Pangalos.

Pangalos menuturkan, perusahaan telah mempertimbangkan untuk menambahkan cabang baru untuk melakukan uji klinis vaksin terpisah di AS atau melakukan studi global baru untuk menilai kemanjuran rejimen setengah dosis/dosis penuh. Tapi belum ada keputusan yang dibuat.

baca juga: London Suntik Vaksin Covid-19 Pertama pada Relawan 90 Tahun

Profesor vaksinasi Oxford Sarah Gilbert mengatakan bahwa lebih banyak data akan terus terkumpul tanpa perlu merekrut relawan lagi, karena para peneliti terus memantau kesehatan peserta uji klinis yang ada. Bukti lebih lanjut tentang efek vaksin pada orang tua akan sangat penting karena sejauh ini data terbatas untuk warga yang berusia di atas 55 tahun.

"Uji coba terpisah direncanakan untuk menilai efek vaksin pada anak-anak dan wanita hamil yang belum dimasukkan dalam penelitian hingga saat ini," tambah Gilbert. (Financial Times/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya