Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEKITAR 120 ribu tahun lalu, di lokasi yang kini menjadi Arab Saudi, sekelompok homo sapiens berhenti untuk minum dan mencari makan di sebuah sungai dangkal yang juga kerap didatangi unta, bison, dan gajah.
Manusia purba itu berburu mamalia besar namun tidak bertahan lama di lokasi itu. Mereka hanya menjadikan sungai itu sebagai tempat istirahat sebelum melakukan perjalanan yang lebih panjang.
Penjelasan detail itu disampaikan para peneliti dalam jurnal Science Advances yang terbit pada Rabu (16/9) setelah ditemukannya jejak manusia dan hewan purba di Gurun Nefud.
Jejak itu memberi informasi baru mengenai rute yang diambil nenek moyang manusia saat mereka meninggalkan Afrika.
Baca juga: Kemenangan Politik Trump di Timur Tengah
Saat ini, Peninsula Arab adalah gurun gersang yang tidak akan bisa dihuni manusia dan hewan purba yang mereka buru.
Namun, para peneliti, selama dekade terakhir, menemukan bahwa karena variasi iklim, Peninsula Arab lebih hijau ketimbang saat ini.
"Pada satu waktu di masa lalu, gurun pasir itu berubah menjadi lahan hijau yang memiliki sungai dan danau," ujar salah satu peneliti, Richard Clark-Wilson dari Royal Holloway.
Penulis utama penelitian itu Mathew Stewart dari Max Planck Institute for Chemical Ecology, Jerman, mengatakan bahwa jejak itu ditemukan pada 2017 setelah terjadi erosi pada sedimen di sungai kuno yang diberi nama Alathar.
"Jejak adalah bentuk unuk dari fosil yang bisa memberi kita gambaran mengenai masa lalu, biasanya mewakili beberapa jam atau hari, sesuatu yang tidak kita dapat dari fosil lainnya," ujarnya.
Secara total, tujuh dari ratusan jejak yang ditemukan dipastikan berasal dari manusia purba termasuk empat yang jika dilihat dari kesamaan orientasi dan jarak dari satu sama lain membuktikan bahwa ada dua atau tiga individu yang melakukan perjalanan bersama-sama. (AFP/OL-1)
Sekitar 160 juta tahun lalu, seekor dinosaurus kecil berayun di antara pepohonan purba di Tiongkok dengan sayap mirip kelelawar
Mahasiswa paleontologi Inggris menemukan fosil rahang mamalia purba berusia 145 juta tahun dengan gigi tajam seperti pisau.
Penemuan jejak cakar fosil di Victoria, Australia, menunjukkan kelompok amniota telah hidup di darat 35 juta tahun lebih awal dari dugaan sebelumnya.
Hadrosaurus, yang dikenal sebagai dinosaurus berparuh bebek, bukan hanya sekadar pemakan tumbuhan, tetapi juga hewan sosial yang berinteraksi dalam kelompok-kelompok berdasarkan usia.
Dinosaurus yang jadi korban diidentifikasi sebagai Psittacosaurus, hewan herbivor seukuran anjing besar sedang diserang oleh Repenomamus robustus, hewan mirip luak, seeokor mamalia.
Penemuan dan analisis ulang fosil Kryoryctes cadburyi di Australia menunjukkannenek moyang ekidna dan platipus hidup di air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved