Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Partai Berkuasa di Jepang Pilih Yoshihide Suga untuk Gantikan Abe

Haufan Hasyim Salengke
14/9/2020 15:33
Partai Berkuasa di Jepang Pilih Yoshihide Suga untuk Gantikan Abe
Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga (tengah)(AFP/EUGENE HOSHIKO)

YOSHIHIDE Suga memenangi suara untuk kursi kepresidenan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang konservatif dengan selisih besar. Ia memperoleh 377 dari total 534 suara anggota parlemen dan perwakilan daerah. 

Saat ini, Suga, 71, menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet dalam pemerintahan dan diprediksi akan menang untuk menggantikan Shinzo Abe. Dia dianggap sebagai sekutu dekat Abe dan kemungkinan akan melanjutkan kebijakan pendahulunya.

Pemungutan suara akan kembali berlangsung pada Rabu di parlemen, yang hampir pasti akan menetapkan Suga sebagai perdana menteri karena mayoritas LDP.

Mengambil alih masa jabatan, Suga diperkirakan akan menyelesaikan sisa periode saat ini, hingga pemilihan umum pada September 2021.

Siapakah Yoshihide Suga?

Lahir sebagai putra seorang petani stroberi, Suga adalah politikus veteran. Jika Suga menggantikan Abe, para analis mengatakan tidak ada pembalikan kebijakan besar dalam agenda. Suga mengatakan pencalonannya dimaksudkan untuk memastikan kelanjutan kebijakan utama Abe.

Mengingat peran sentralnya sebagai sekretaris kabinet utama dalam pemerintahan, ia diharapkan dapat memberikan kesinambungan memimpin pemerintahan sementara hingga pemilu 2021.

"Shinzo Abe dan bos partai lainnya memilih dan bergabung dengan Suga justru karena dia adalah kandidat 'kontinuitas' terbaik, seseorang yang menurut mereka dapat melanjutkan pemerintahan Abe tanpa Abe," kata Dekan dan Profesor Ilmu Politik di Tokyo's Sophia University Koichi Nakano.

Baca juga: Yoshihide Suga Selangkah lagi Jadi PM Jepang

Meskipun tidak dianggap sebagai politikus yang paling energik atau bersemangat, Suga memiliki reputasi yang sangat efisien dan praktis. Salah satu penampilannya yang paling menonjol baru-baru ini adalah selama masa transisi dari kaisar sebelumnya, Akihito, ke Naruhito pada 2019. Suga dipercaya mengumumkan nama era baru Reiwa ke publik Jepang dan global.

Meski dia dijagokan untuk merebut kepemimpinan LDP setelah pengunduran diri Abe, tidak jelas apakah dia akan memimpin partai itu dalam pemilihan umum tahun depan.

Para pengamat berpendapat dinamika partai dapat bergeser untuk menempatkan orang yang lebih bersemangat di pucuk pimpinan yang dapat menjangkau pemilih umum yang lebih luas.

Tantangan kompleks

Perdana menteri Jepang berikutnya akan menghadapi serangkaian tantangan rumit. Negara itu sudah berada dalam resesi sebelum pandemi virus korona, dan banyak keberhasilan dari kebijakan ekonomi Abenomics sekarang dalam bahaya.

Suga mengatakan memulai atau membangkitkan ekonomi akan menjadi prioritas utama, bersamaan dengan mengatasi wabah covid-19.

Ada juga tantangan diplomatik dalam agenda, termasuk melindungi aliansi Amerika Serikat dan menavigasi hubungan dengan Tiongkok ketika opini global mengeras terhadap Beijing setelah virus korona dan kerusuhan di Hong Kong.

"Sekarang adalah masa yang sulit bagi Jepang karena AS menekan Tiongkok," kata Profesor Sejarah Politik dan Diplomatik di Universitas Hyogo Makoto Iokibe.

"Tapi mengikuti jalan yang ditempuh Washington dan meningkatkan ketegangan dengan Tiongkok bukanlah kepentingan Jepang," imbuhnya.

Sebagian besar oposisi terbelah Jepang baru-baru ini berkumpul di blok baru, berharap membawa tantangan lebih kuat bagi partai berkuasa yang telah memegang kekuasaan selama beberapa tahun dalam enam dekade terakhir.

LDP dipandang masih akan menjadi partai yang sangat yang disukai dalam pemilu baru. Daya tarik pribadi Suga kepada para pemilih tetap pun menjadi pertanyaan terbuka.

“Suga mampu melaksanakan kebijakan dengan mengontrol birokrat, tapi kelemahannya adalah merebut hati masyarakat,” imbuh Iokibe. (BBC/AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya