Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PRESIDEN AS Donald Trump menyebut protes antirasisme di negaranya akhir-akhir ini sebagai bagian dari teror domestik oleh massa yang kejam.
Ini disampaikannya kemarin saat mengunjungi Kenosha, kota di daerah Wisconsin yang diguncang kerusuhan akibat penembakan oleh seorang perwira polisi kulit putih terhadap pria kulit hitam bernama Jacob Blake yang berusia 29 tahun.
Penembakan itu dilakukan di depan tiga putra Blake yang masih kecil. “Ini bukan aksi protes damai, tetapi benar-benar teror domestik,” kata Trump.
Di bawah pengamanan ketat polisi yang memblokade jalan, Trump mengunjungi toko yang dibakar oleh demonstran. Dia memberi tahu pemiliknya bahwa pemerintah akan membantu memperbaiki toko itu.
“Kami akan membantu Anda membangun kembali. Bapak-Bapak ini melakukan pekerjaan yang luar biasa,” kata Trump, mengacu pada unit penegakan hukum yang menghentikan aksi protes.
Trump lalu mengatakan pemerintahannya telah mengalokasikan setidaknya US$47 juta untuk pembangunan kembali kota itu. Dana itu akan digunakan untuk membantu penegakan hukum Wisconsin, para pebisnis kecil, dan program keselamatan publik.
“Ini ialah wilayah yang bagus, negara bagian yang hebat. Kami akan membangun kembali Kenosha,” katanya.
Dalam lawatan menjelang pemilihan presiden itu, pengawalan ketat diterapkan mengingat pernah terjadi bentrokan antara demonstran dan para pendukung Trump.
Warga kemarin berbaris di jalan-jalan yang dibarikade dan menyaksikan iringiringan mobil Presiden. Pendukung Trump ada di satu sisi dan penentang Trump, yaitu pengunjuk rasa dari kelompok Black Lives Matter (BLM) di sisi yang lain.
Mereka saling berteriak menyuarakan pendapat. “Terima kasih Presiden karena telah menyelamatkan kota kami," ujar seorang pendukung Trump di tepi jalan. “Bukan presiden saya,” sahut pendukung BLM.
Aksi di Los Angeles
Para pengunjuk rasa turun kemarin turun ke jalanan kota Los Angeles. Mereka memprotes tindakan polisi yang menembak seorang pria kulit hitam.
Pria bernama Dijon Kizzee, 29, itu sedang naik sepeda saat dihentikan sejumlah polisi. Kizzee lalu melarikan diri dan memukul wajah salah satu polisi yang berusaha menangkapnya.
Penembakan lalu terjadi hingga ia tewas. “Di dalam bungkusan pakaian yang dia jatuhkan ada pistol semiotomatis,” kata Letnan Brandon Dean dari kepolisian setempat.
Deja, seorang wanita yang menyaksikan penembakan itu, mengatakan bahwa dia berteriak agar polisi tidak menembak Kizzie. Namun, para petugas tetap saja menembak korban. Ditambahkannya, dia juga tidak melihat Kizzee memegang pistol.
Bibi Kizzee, Fletcher Fair, mengatakan kepada wartawan bahwa dia yakin ras keponakannya ialah faktor penembakan itu. “Mereka (polisi) tidak membunuh ras lain kecuali kami dan ini tidak masuk akal,” katanya.
Pengacara hak sipil, Ben Crump, yang mewakili keluarga, mengatakan Kizzee ditembak lebih dari 20 kali dan mendesak para saksi untuk menghubunginya. (AFP/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved