Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Tiongkok Bangun Tembok Besar Bawah Air

(Forbes/Express.co.uk/I-1)
29/8/2020 07:20
Tiongkok Bangun Tembok Besar Bawah Air
PANGKALAN MILITER RAHASIA TIONGKOK: Foto satelit menunjukkan kapal selam Tiongkok bersandar di pangkalan militer rahasia bawah tanah(AFP/LABS INC)

RENCANA Tiongkok membangun ‘Tembok Besar Bawah Air’ di perairan internasional Laut China Selatan untuk memata-matai negara-negara sekitar mereka akhirnya terungkap.

Tiongkok telah membangun serangkaian platform pengawasan yang mencakup beberapa bagian Laut China Selatan. Banyak radar yang mengapung di perairan Tiongkok, tetapi beberapa berada di perairan internasional.

Layanan citra satelit Orion memetakan peralatan pengawasan yang diperkirakan memperkuat keunggulan strategis Tiongkok atas negara lain di kawasan itu dan dapat digunakan untuk memantau pergerakan Angkatan Laut AS.

Penelitian CSIS Asian Maritime Transparency Initiative menemukan platform pengawasan ialah bagian dari ‘Jaringan Informasi Laut Biru’ Tiongkok. Platform tersebut dipasang dengan menara sensor elektrooptik/inframerah, radio frekuensi tinggi, dan tiang seluler, menurut laporan Forbes. Itu terletak dekat Pulau Paracel dan Pulau Spratly dan akan meningkatkan jangkauan radar Tiongkok di Laut China Selatan.

Tiongkok saat ini memantau kapal dengan beberapa sensor yang ditempatkan di kedalaman hingga 2.000 meter di bawah permukaan laut.

Dengan platform itu, Tiongkok telah meningkatkan jangkauan radar mereka di Laut China Selatan. Mereka sekarang memiliki rantai tak terputus antara Hainan dan pangkalan mereka di Kepulauan Paracel dan Spratly. Banyak dari pulau itu sudah memiliki situs radar. Satu atol yang tidak berpenghuni, Bombay Reef, kini memiliki salah satu platform di garis pantainya.

Untuk konteksnya, Pulau Woody di Paracel ialah tempat Tiongkok baru-baru ini mengerahkan jet tempur Flanker selama latihan kapal induk Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan (CVN 76) di daerah tersebut.

Tiongkok merencanakan jaringan sensor dasar laut itu tidak tersembunyi, tetapi secara alami teknologi, lokasi, dan statusnya ialah rahasia militer. Tidak seperti platform sensor, itu tidak dapat dilihat dari kapal yang lewat.

Laut China Selatan diperebutkan dengan sengit dengan klaim teritorial yang bersaing dari Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah, termasuk banyak pulau dan terumbu karang yang secara de facto merupakan bagian dari negara lain. Batas-batas yang tepat dari klaim Tiongkok itu ambigu dan umumnya disebut sebagai garis sembilan-putus. Namun, semangat klaim mereka jelas: di mata Beijing Laut China Selatan ialah milik Tiongkok.

Dalam beberapa tahun terakhir Tiongkok telah membangun pangkalan udara dan stasiun radar di terumbu karang yang secara fisik dapat dikendalikan mereka. Bangunan pulau itu telah menarik perhatian dunia luas. Namun, platform pengawasan belum.

Area tempat platform berada ialah titik panas tertentu. Menurut Indo-Pacifi c News, yang melacak perselisihan, banyak insiden antara Tiongkok dan Vietnam terjadi di Laut China Selatan. Tiongkok baru-baru ini membuat ulang peraturan pengiriman mereka untuk menetapkan daerah tersebut sebagai ‘perairan pesisir’. Indo-Pacifi c News menyatakan Tiongkok telah berjuang untuk menjalankan kontrol mereka atas saluran air ini. Jadi, mengubah status dari lepas pantai ke pesisir mungkin merupakan langkah lain untuk memvalidasi klaim kedaulatan mereka atas Vietnam.

”Apakah platform pengawasan secara langsung menentukan keputusan atau tidak, mereka ialah simbol di lautan yang menunjukkan bahwa keberadaan itu penting.”
Dr Collin Koh, rekan peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam, percaya bahwa itu bukan hanya simbolisme politik.

“Zona ini mencakup sepenuhnya daerah sensitif,” kata Koh. “Hainan ialah pangkalan penting bagi Angkatan Laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok) bukan hanya pusat pasukan angkatan laut, melainkan juga penangkal nuklir berbasis laut negara.” (Forbes/Express.co.uk/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya