Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH Indonesia konsisten memberikan dukungan kepada Palestina.
Salah satu bentuk dukungan itu ialah dengan mendirikan Konsulat Kehormatan RI di Ramallah, Jerusalem, yang akan diresmikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pada 13 Maret.
"Pada 12-13 Maret ini, Menlu akan bertolak ke Ramallah untuk meresmikan Konsulat RI di sana," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha C Nasir, di Jakarta, Kamis (10/3).
Ramallah yang terletak 10 km di bagian utara Jerusalem merupakan kota dengan potensi wisata yang cukup ramai.
Dari Indonesia saja, tidak kurang dari 40 ribu wisatawan datang ke Kota Ramallah untuk berwisata setiap tahun.
"Jadi konsulat di Ramallah ini selain sebagai bentuk dukungan politik RI juga makin memantapkan hubungan bilateral kedua negara termasuk dalam hal pariwisata karena Ramallah ialah juga kota yang sering didatangi wisatawan termasuk dari Indonesia," kata Nasir.
Menurut dia, konsulat di Ramallah itu akan menjembatani hubungan ekonomi dan sosial antara masyarakat Indonesia dan Palestina serta memberikan perlindungan bagi WNI.
Pemerintah Indonesia telah menunjuk seorang Konsul Kehormatan pertama di sana, seorang wanita Palestina bernama Maha Abu Shusheh.
Menurut Nasir, Shusheh ialah pilihan yang tepat.
Dia ialah seorang pengusaha terkemuka di Palestina dan dikenal sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di Timur Tengah.
"Dia merupakan Ketua Forum Pengusaha Wanita Palestina, dan dia pernah masuk Forbes Arab sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah," ujar Nasir.
Shusheh juga diketahui menjabat President of Board of Directors of Riwaq, yang membawahkan isu perlindungan kebudayaan arsitek.
Selain itu, ia menjabat Dewan Perkapalan Palestina dan anggota dari berbagai organisasi sosial, termasuk di bidang musik dan kesehatan.
Tindak lanjut
Selain meresmikan Konsulat RI di Ramallah, Menlu, kata Nasir, juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Yordania.
Pertemuan itu merupakan kelanjutan komitmen kerja sama kedua negara yang sudah dibahas dalam KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada pekan lalu.
"Tentu saja Yordania memegang peranan penting dalam pembangunan konsulat di Ramallah. Selain itu, Menlu ingin menindaklanjuti soal kerja sama dengan Yordania yang sudah disepakati di KTT OKI," lanjutnya.
Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Yordania pada 2015 tercatat US$256 juta (Rp3,3 triliun).
Di bidang investasi, negeri yang dipimpin Raja Abdullah II itu merupakan investor ke-16 terbesar di Indonesia pada 2015.
Nilai investasi mereka tercatat Rp3,3 triliun dalam lima proyek di bidang mineral dan pupuk.
"Tentu saja ini kerja sama kedua negara yang potensial," tukas Nasir.
(I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved