Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
EMPAT puluh tahun lalu, Laurie Marker baru menginjakkan kakinya di pantai timur barat Namibia.
Ketika itu, perempuan asal 'Negeri Paman Sam' tersebut terkejut menyaksikan sejumlah petani membunuh cheetah tanpa belas kasihan.
Pembantaian kucing besar berbulu bintik-bintik hitam itu membuat hatinya terenyuh dan mendorongnya untuk melestarikan hewan tersebut.
Pada 1990, Marker kemudian mendirikan Cheetah Conservation Fund (CCF).
"Cheetah itu rentan dan kelestarian mereka berada di tangan kami," ucap Marker, yang kini berusia 62 tahun.
Marker kini tinggal di Namibia.
Ia telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan hewan darat tercepat di muka bumi itu.
Kecepatan lari cheetah mampu mencapai 110 km per jam.
Pengabdian Marker untuk menyelamatkan cheetah sebanding dan setara dengan yang dilakukan Jane Goodall dan mendiang Dian Fossey.
Goodall mengabdikan hidupnya demi membela simpanse, sedangkan Fossey berjuang menyelamatkan gorila.
Kedua orang itu ialah generasi perintis kaum hawa pertama yang mengabdikan diri demi kelestarian satwa liar di kawasan Afrika.
Satu abad lalu, sekitar 100 ribu cheetah di kawasan Afrika, Timur Tengah, dan India telah menjadi korban pembantaian oleh para pemburu.
Kini populasi mereka kurang dari 12 ribu di seluruh Benua Afrika. Sementara itu, di Iran, jumlahnya kurang dari 200 ekor.
Populasi cheetah akan semakin berkurang jika tak ada upaya tanpa lelah sebagaimana yang dilakukan Marker.
Pelajari perilaku
Marker melihat cheetah untuk pertama kalinya saat ia berusia 20 tahun.
Ketika itu, ia bekerja di sebuah taman margasatawa di Negara Bagian Oregon, Amerika Serikat (AS).
"Itu merupakan satu dari beberapa lokasi di dunia yang memiliki cheetah. Mereka didatangkan dari Namibia dan mereka menarik perhatian saya," ucap Marker yang kini dikenal sebagai seorang aktivis dan pakar cheetah terkemuka di dunia.
Ia juga merawat dan membesarkan seekor cheetah tanpa induk yang diberi nama Khayam di Oregon, AS.
Sejak Marker bekerja di Namibia, yang kini bernama Afrika Barat-Selatan, Khayam turut menemaninya.
Marker juga mengamati perilaku hewan itu dan mengajarinya berburu mangsa.
Pengajaran itu sebagai bagian dari risetnya apakah cheetah yang ditangkap dapat kembali secara normal ke alam bebas.
"Yang saya temukan ialah ternyata bahwa para petani membunuh cheetah seperti membunuh lalat," ucap Marker. (AFP/Deri Dahuri/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved