Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Penembakan Massal Terus Terjadi

11/3/2016 02:40
Penembakan Massal Terus Terjadi
(AP/MICHAEL HENNINGER)

AKSI penembakan membabi-buta kembali mengguncang Amerika Serikat, tepatnya di Negara Bagian Pennsylvania, Rabu (9/3) siang waktu setempat.

Insiden itu kian memanaskan kontroversi pengendalian kepemilikan senjata api yang tengah digalang pemerintahan Presiden Barack Obama dan jadi bahan perdebatan kandidat presiden AS.

Pada Januari lalu, di tengah penolakan gencar kubu oposisi, Obama secara resmi mengungkapkan sejumlah langkah untuk mempersulit penjualan dan pembelian senjata.

Namun, Obama mengakui langkah itu belum mampu menghentikan insiden penembakan massal.

Kekhawatiran Obama terbukti dengan terus terjadinya insiden penembakan massal.

Dalam insiden penembakan terbaru, Rabu (9/3) itu, sedikitnya lima orang tewas dan dua lainnya kritis.

Polisi masih memburu dua pelakunya.

Empat korban (tiga wanita dan seorang laki-laki) dilaporkan meninggal di tempat kejadian, sedangkan satu korban wanita meninggal di rumah sakit karena menderita luka parah.

Mereka ditembak di sebuah rumah di Wilkinsburg, Pennsylvania.

"Bukti balistik yang ditemukan di tempat kejadian memperlihatkan dua jenis senjata yang berbeda dari dua orang yang berbeda pula," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan kepolisian setempat.

Kepolisian, sambil terus memburu kedua pelaku, meminta para saksi mata membantu kepolisian dengan memberikan informasi.

Polisi mengatakan tembakan muncul dari sebuah gang ke arah bagian belakang sebuah rumah yang sedang menggelar pesta kebun.

Kontan orang-orang yang tengah berpesta mencari perlindungan.

Namun, penembak lain muncul dari halaman belakang.

Letnan Andrew Schurman dari Unit Pembunuhan Kepolisian Allegheny County mengatakan tembakan muncul dari dua lokasi, tapi polisi tidak yakin orang-orang di pesta itu membalas tembakan.

"Sepertinya mereka lari menuju pintu belakang rumah ketika tersangka kedua mulai menembak dari sisi halaman belakang," ujarnya.

"Mereka semua sepertinya tersangkut di teras belakang."

Seorang warga, Kayla Alexander mengatakan kepada stasiun WPXI-TV bahwa ia mendengar rentetan tembakan lebih dari 20 kali.

Di Amerika, kejadian seperti itu terus berulang.

Akhir bulan lalu, penembakan yang dilakukan seorang pekerja pabrik di Kansas menewaskan tiga orang dan melukai 17 lainnya.

Penembakan massal lainnya dilakukan pengemudi taksi Uber yang menewaskan enam orang di Michigan.

Serangan teror pada Desember 2015 di San Bernardino, California, mengakibatkan 14 orang kehilangan nyawa.

Sejauh ini, kekerasan senjata api sudah menyebabkan 30 ribu warga tewas per tahun dengan 330 penembakan massal pada tahun lalu. (AFP/Ths/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya