Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
ANGGOTA etnik minoritas Uighur Tiongkok yang tinggal di pengasingan mengungkapkan kekhawatiran mereka atas risiko penyebaran virus korona (COVID-19) di kamp-kamp di dalam negeri, tempat diyakini hingga 1 juta orang ditahan.
Organisasi-organisasi nonpemerintah internasional sebelumnya telah menyebut ratusan ribu warga suku Uighur telah ditahan oleh Beijing dan ditempatkan di pusat penahanan di wilayah itu.
Perwakilan dari diaspora Uighur memperingatkan ada alasan nyata untuk khawatir penyebaran virus korona yang cepat di kamp-kamp yang kontroversial.
Beijing disebut telah menahan sekitar 1 juta orang Uighur dan etnik minoritas muslim lainnya di kamp-kamp pengasingan raksasa, kata LSM dan para ahli, dan sedikit yang diketahui tentang kondisi di dalamnya.
Baca juga: Jepang Konfirmasi Kematian Pertama akibat Virus Korona
Beijing mengklaim kamp-kamp itu adalah ‘pusat pelatihan kejuruan’ yang diperlukan untuk memerangi ‘terorisme’.
"Orang-orang mulai panik. Keluarga kami ada di sana, berurusan dengan kamp dan virus, dan kami tidak tahu apakah mereka punya cukup makanan atau masker," kata Dilnur Reyhan, seorang sosiolog Prancis asal Uighur.
Sebuah petisi yang diposting di Change.org ditandatangani lebih dari 3.000 orang mendesak penutupan kamp-kamp Xinjiang untuk mengurangi ancaman.
Ada juga kampanye di media sosial seperti #VirusThreatInThecamps dan #WHO2Urumqi untuk mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengirim delegasi ke kota Xinjiang.
"Kita tidak harus menunggu sampai berita ratusan kematian terkait virus korona di kamp-kamp itu sebelum kita bereaksi," kata petisi.
"Ketika Tiongkok terus berjuang membendung penyebaran virus di Wuhan, kita dapat dengan mudah berasumsi virus akan dengan cepat menyebar ke seluruh kamp dan memengaruhi jutaan orang jika kita tidak membunyikan alarm sekarang," imbuh petisi tersebut
Otoritas regional di Xinjiang tidak menanggapi pertanyaan dari AFP tentang tindakan yang diambil untuk mencegah penyebaran virus di kamp-kamp tesebut.
Xinjiang jauh dari pusat penyebaran dan hanya 55 kasus yang telah dilaporkan di wilayah tersebut sejauh ini. Pasien pertama yang sepenuhnya pulih di provinsi itu telah meninggalkan rumah sakit, menurut media resmi. (The Guardian/OL-1)
Kasus mengejutkan mengguncang publik Tiongkok, saat seorang pria bermarga Jiao, dikenal sebagai 'Sister Hong', ditangkap setelah menyamar sebagai wanita.
Tiongkok berhasil uji coba chip otak Beinao-1 pada pasien ALS, menandingi Neuralink milik Elon Musk.
Polisi mengungkapkan bahwa bahwa para pengelola server dalam menjalankan aksinya dibantu oleh para operator yang mendapatkan gaji Rp7–10 juta per bulannya.
Militer Taipe menggelar latihan pertahanan sipil, guna menghadapi ancaman invasi Tiongkok.
Ilmuwan mengidentifikasi Pulaosaurus qinglong merupakan dinosaurus bertubuh kecil asal Tiongkok yang hidup 160 juta tahun lalu.
Selain pelatihan intensif, peserta juga mendapat kursus Bahasa Mandarin gratis sebagai persiapan keberangkatan.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved