Serangan Kelompok Militan di Burkina Faso Tewaskan 122 Orang

Melalusa Susthira K
25/12/2019 14:06
Serangan Kelompok Militan di Burkina Faso Tewaskan 122 Orang
Tentara sedang melakukan deteksi bahan peledak usai terjadi serangan kelompok militan di Burkina Faso(AFP/Michele Cattani)

SERANGAN yang dilancarkan kelompok militan kembali terjadi di wilayah Sahel Afrika, tepatnya di utara Burkina Faso pada Selasa (24/12). Serangan ganda yang terjadi di pos militer dan wilayah permukiman penduduk di kota Arbinda, Provinsi Soum, menewaskan 35 warga sipil, 7 tentara Burkina Faso dan 80 jihadis lainnya.

"Sekelompok besar teroris serentak menyerang pangkalan militer dan penduduk sipil di Arbinda," terang Kepala Staf Angkatan Darat Burkina Faso dalam sebuah pernyataan.

Presiden Burkina Faso, Roch Marc Christian Kabore, mengatakan dari 35 warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut, sebagian besar di antaranya perempuan. Serangan kemarin menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam hampir lima tahun kekerasan di negara Afrika Barat itu.

"Serangan biadab ini mengakibatkan kematian 35 korban sipil, kebanyakan dari mereka adalah wanita. Saya menyampaikan bela sungkawa yang tulus kepada keluarga korban," tulis Kabore dalam pernyataan resminya yang diunggah lewat Twitter, Rabu (25/12).

Baca juga: Teroris Serang Gereja Burkina Faso, 14 Tewas

Kabore juga memuji keberanian dan komitmen pasukan pertahanan dan keamanan Burkina Faso yang berhasil memukul mundur serangan besar itu dan menyebutnya sebagai aksi heroik. Ia kemudian mendeklarasikan hari berkabung nasional selama dua hari di seluruh wilayah Burkina Faso untuk mengenang wafatnya para korban.

Adapun Menteri Komunikasi sekaligus juru bicara Pemerintah Burkina Faso, Remis Dandjinou, mengonfirmasi bahwa dari 35 warga sipil yang tewas, 31 di antaranya perempuan.

Serangan pada Selasa (24/12) pagi itu dilakukan oleh puluhan gerilyawan bersenjata api dengan sepeda motor dan berlangsung selama beberapa jam, sebelum akhirnya Angkatan Bersenjata Burkina Faso yang disokong oleh Angkatan Udara berhasil memukul mundur para militan.

Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan itu, namun kekerasan kelompok militan di Burkina Faso kerap dikaitkan pada para gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan kelompok Islamic State (IS).

Ketika kekerasan militan mulai menyebar di wilayah Sahel sejak awal 2015, Burkina Faso kerap menyaksikan serangan kelompok militan yang menyebabkan ratusan orang tewas. Negara tetangga Burkina Faso, Mali dan Niger juga telah disusupi oleh kelompok militan yang mengancam hilangnya ratusan nyawa.

Sejauh ini serangan-serangan tersebut telah mencoreng nama pasukan G5 Sahel, yakni sebuah pasukan yang tercipta dari kerja sama lima negara, yakni Burkina Faso, Mali, Mauritania, Niger dan Chad. Pasukan beranggotakan 5.000 tentara yang dibentuk pada 2014 lalu bertujuan untuk mengatasi ancaman kelompok militan dan menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya