Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SPEKULASI kembali merebak terkait siapa yang akan muncul di posisi teratas dalam pemilihan pendahuluan atau primary kandidat calon Presiden Amerika Serikat (AS), baik Partai Republik maupun Demokrat, yang digelar di New Hampshire, AS, hari ini waktu setempat.
Pada 1 Februari lalu, hasil tidak terduga muncul pada kaukus Negara
Bagian Iowa.
Ted Cruz, kandidat calon Presiden AS dari Partai Republik, menempati posisi puncak dengan perolehan suara 27,7%.
Cruz mengalahkan kandidat kuat yang selama ini selalu menjadi sorotan, yakni Donald Trump.
Dengan raihan 24%, Trump berada di urutan kedua, diikuti Marco Rubio, yang juga cukup mengejutkan karena mendapat dukungan 23%.
Tiga kandidat dari Partai Republik tadi, dengan melihat hasil kaukus Iowa sekaligus menghadapi primary di New Hampshire, dianggap sebagai tokoh yang memiliki kans terbesar untuk melaju sebagai kandidat tunggal Partai Republik.
Beberapa kandidat lain dari Republik, yakni John Kasich, Ben Carson, Jeb Bush, dan Chris Christie, menurut sejumlah pengamat, bakal mengikuti jejak Rick Santorum dan Rand Paul yang mundur dari pencalonan karena hanya mendapat sedikit dukungan.
Sementara itu, kaukus Iowa untuk kandidat dari Partai Demokrat menunjukkan hasil yang 'secara virtual seimbang' antara Hillary Clinton dan Bernie Sanders.
Clinton meraup 49,9% suara, sedangkan Sanders meraih 49,6%.
Menjelang primary di New Hampshire, pengamat politik AS, Casimir Yost, memperkirakan hasil yang berbeda dari hasil kaukus Iowa bakal muncul.
Dari sisi Republik, Yost menyebutkan kandidat Republik, Ted Cruz, dapat meraih suara tinggi di Iowa karena sebagian besar penduduk di negara bagian itu merupakan kaum yang sangat memegang teguh prinsip kepercayaan.
"Masyarakat Iowa ialah orang-orang yang sangat religius. Sebagian besar dari mereka merupakan kaum Kristen evangelis," ujar Yost saat dijumpai Media Indonesia di Jakarta, Rabu (3/2).
Ted Cruz, ucap Yost, tahu bagaimana mendekati kaum evangelis.
Saat memulai kampanye, pria yang kerap dijuluki 'man of the people' itu memang kerap memaparkan visi dan misinya di tempat-tempat yang menjadi pusat keagamaan, seperti sekolah-sekolah evangelis di Iowa.
Hal itu disambut baik oleh masyarakat setempat yang memiliki pemahaman dan keinginan yang sejalan.
Sebaliknya, masih dituturkan Yost, "Trump jelas bukan pilihan. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Trump menjadi pemimpin mereka."
Selain faktor keyakinan, sosok Cruz yang sangat dekat dengan masyarakat menjadi poin penting dalam keberhasilannya di Iowa.
"Penduduk Iowa sangat suka mengobrol. Cruz melakukannya," ungkap Yost yang merupakan guru besar Universitas Georgetown, Washington DC, AS.
Saat di Iowa, tidak seperti Trump atau kandidat lain yang selepas kampanye langsung pergi meninggalkan lokasi, Cruz selalu menyempatkan diri untuk berbincang dengan masyarakat setempat.
Terbalik
Meski Cruz amat menonjol di Iowa, Yost memperkirakan keadaan itu tidak terjadi di New Hampshire yang menjadi lokasi primary hari ini.
"Masyarakat di sana lebih liberal. Kita tidak akan menemukan hal-hal seperti di Iowa itu," tutur Yost.
Perebutan tiket menuju kursi presiden di Gedung Putih pun menjadi semakin ketat di kubu Republik.
"Posisi Trump mungkin naik, tapi kita tidak bisa remehkan Rubio," tutur Yost.
Menurut dia, Rubio merupakan kandidat muda yang sangat potensial.
"Dari semua kandidat, Rubio memiliki visi yang sangat mewakili kaum konservatif," imbuh Yost.
Prediksi melorotnya posisi Cruz juga tidak terlepas dari fakta yang terjadi pada dua periode pemilihan sebelumnya.
Pada 2008 dan 2012, seluruh pemenang kaukus di Iowa akhirnya tidak terpilih menjadi kandidat presiden dari Partai Republik.
Sebut saja Mike Huckabee yang memenangi kaukus Iowa pada 2008 yang akhirnya kalah dari John McCain.
Sementara itu, Rick Santorum, pada 2012, harus tunduk pada Mitt Romney.
Untuk sisi Partai Demokrat, Yost pun memperkirakan keadaan bakal berbalik di New Hampshire.
"Hillary Clinton kembali akan direpotkan Sanders. Bahkan, Clinton akan berada di bawah Sanders," ucapnya.
Masih menurut Yost, posisi Sanders sebagai Senator Vermont sangat memengaruhi primary hari ini di New Hampshire.
"Mengingat posisi Vermont yang berada di sebelah New Hampshire, Sanders akan mendapatkan suara besar. Dia akan mendapat suara besar di beberapa wilayah selatan lainnya," sambungnya.
Sanders pun akan mendapat dukungan penuh dari sebagian besar penduduk AS karena visi misinya yang dianggap sangat membela rakyat.
"Sanders membela kaum pekerja. Ia memerangi pepatah 'yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin'. Karena itulah, dukungan kaum muda mengalir untuk dirinya."
Dalam pemilihan Presiden AS, Iowa dan New Hampshire biasa dijadikan tempat pertama untuk penyelenggaraan kaukus dan primary, lantas diikuti negara-negara bagian selebihnya.
Secara tradisi, primary pertama dalam kalender pemilihan Presiden AS dilakukan di New Hampshire. Dari situ, warga AS diharapkan bisa memperoleh gambaran sosok presiden yang mereka inginkan.
Para pemenang primary lantas melanjutkan ke kompetisi berikutnya di negara bagian South Carolina dan Nevada dengan populasi yang lebih padat dan lebih beragam.
Fengsui,Trump hoki
Bersamaan dengan masuknya tahun baru Tiongkok yang kali ini dilambangkan sebagai tahun monyet, praktisi fengsui di Hong Kong, Priscilla Lam, punya ramalan sendiri.
Dia mengombinasikan metode pembacaan wajah dengan analisis tanggal lahir para kandidat, juga siklus kehidupan mereka menurut zodiak Tiongkok.
Menurut Lam, tahun monyet ini menjadi tahun keberuntungan buat kandidat Partai Republik Donald Trump, juga tahun yang membara untuk kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton.
Dari wajah kandidat Ted Cruz yang menang pada kaukus Iowa, Lam meramalkan, "Ini bukan wajah seorang presiden. Tulang hidung yang menonjol itu menunjukkan hambatan dukungan. Bibir dan matanya yang menekuk ke bawah juga menunjukkan kesulitan, kurang pendukung."
Lam juga menganalisis rival Cruz, yakni Donald Trump.
Menurut dia, "Wajah Trump yang kotak menunjukkan ambisi besar yang memungkinkan dia masuk ke bidang yang dia kehendaki."
Untuk kandidat lain dari Partai Republik, yakni Marco Rubio, Lam memaparkan, "Elemen-elemen dalam diri Rubio saling konflik. Dia berzodiak babi air dan tahun ini merupakan tahun api. Api dan air akan bertentangan."
Soal kandidat Partai Demokrat, Lam menyuarakan pesimisme untuk Bernie Sanders.
"Matanya turun. Itu menunjukkan dia tidak optimistis." Sebaliknya, untuk Hillary Clinton, Lam meramalkan peluang yang lebih baik dalam pemilihan kali ini.
"Delapan tahun lalu (saat dia mengikuti pemilihan presiden), Clinton berada dalam siklus kehidupan yang berbeda dari saat ini. Saat itu dia terlalu agresif dan terlalu bangga pada diri sendiri. Dia yakin bakal menang kala itu," tutur Lam.
Kali ini dia memperhitungkan Clinton pun bakal kesulitan mengalahkan Trump. (AFP/Washington Post/CNN/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved