Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
JUMLAH korban meninggal dunia akibat bom bunuh diri Taliban bertambah menjadi 48 orang. Selain itu, puluhan warga lainnya terluka akibat dua ledakan yang terjadi di dua lokasi berbeda di Afghanistan, Selasa (17/9) kemarin.
Ledakan bom pertama terjadi di sebuah kampanye Pemilu Afghanistan yang turut dihadiri Presiden Ashraf Ghani, di Provinsi Parwan. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi mengatakan pelaku bom bunuh diri menggunakan sepeda motor dan meledak di pos pemeriksaan pertama yang mengarah pawai umum.
Ledakan itu mengakibatkan sedikitnya 26 orang tewas dan 42 orang lainnya terluka. Sementara itu, Ghani dikabarkan tidak terluka terkait dengan peristiwa itu.
Selang satu jam setelahnya, ledakan bom kedua terjadi di pusat kota Kabul yang berdekatan dengan Kedutaan Amerika Serikat (AS). Ledakan itu mengakibatkan 22 orang telah tewas dan 38 orang lainnya terluka.
Ghani lantas mengutuk serangan itu dengan mengatakan bahwa insiden itu membuktikan bahwa Taliban tidak menaruh perhatian nyata dalam rekonsiliasi. "Ketika Taliban melanjutkan kejahatan, mereka sekali lagi membuktikan bahwa mereka tidak tertarik pada perdamaian dan stabilitas di Afghanistan," ujar Ghani dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengklaim bertanggung jawab atas kedua ledakan itu. Ia kemudian mengatakan serangan di dekat lokasi kampanye Ghani itu sengaja bertujuan untuk mengganggu jalannya pemilu pada 28 September.
"Kami sudah memperingatkan orang-orang untuk tidak menghadiri kampanye pemilihan umum. Jika mereka menderita kerugian, itu merupakan tanggung jawab mereka sendiri," isi pernyataan itu.
Ledakan itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengakhiri pembicaraan dengan Taliban awal bulan ini untuk menyepakati kesepakatan yang akan memungkinkan AS untuk mulai menarik pasukan.
Sikap tersebut diambil Trump sebagai respons atas ledakan mematikan Taliban yang terjadi beberapa pekan lalu di ibu kota Kabul yang menewaskan seorang tentara Amerika Serikat dan 11 orang lainnya.
Gerilyawan Taliban pun memperingatkan akan lebih banyak melancarkan aksi serangan menjelang pemilu, 28 September. Taliban memperingatkan warga Afghanistan untuk tidak memilih. Gerilyawan Taliban menargetkan kampanye pemilihan serta tempat pemungutan suara. (AFP/Uca/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved