AS-Tiongkok kembali ke Meja Perundingan

(AFP/CNBC/Uca/I-1)
06/9/2019 02:20
AS-Tiongkok kembali ke Meja Perundingan
Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer (2L) berjabat tangan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He (2R)((Photo by Ng Han Guan / POOL / AFP))

PARA negosiator perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan memulai kembali putaran negosiasi perdagangan berikutnya di Washington, awal Oktober mendatang.

Hal tersebut disampaikan Kementerian Perdagangan Tiongkok setelah para pemimpin perdagangan AS dan Tiongkok melakukan komunikasi via telepon pada Kamis (5/9) pagi.

"Para pejabat sepakat untuk bekerja sama dan mengambil tindakan praktis guna membangun kondisi yang baik untuk bernegosiasi," terang Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, tambah Kementerian Perdagangan Tiongkok, kedua belah pihak juga akan menjaga komunikasi yang erat jelang perundingan dilangsungkan.

Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He dalam pembicaraannya di telepon dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin setuju perihal di-langsungkannya perundingan pada Oktober mendatang, sekalipun negosiasi antara AS dan Tiongkok berikutnya seharusnya digelar pada September ini.

Perwakilan Dagang AS me-ngonfirmasi bahwa AS dan Tiongkok akan melakukan pertemuan setingkat menteri dalam beberapa minggu ke depan. Namun, dia tidak menyebut adanya pertemuan pada Oktober.

Peristiwa ini muncul setelah kedua raksasa ekonomi dunia tersebut pada awal September memberlakukan tarif baru. Hal tersebut menandakan meningkatnya eskalasi dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok yang telah berlangsung selama lebih dari setahun.

Sebelumnya, para pemimpin kedua negara tersebut melakukan negoisasi perdagangan terakhir kali di Shanghai, Tiongkok, pada Juli lalu. Perundingan yang digambarkan konstruktif tersebut justru berakhir tanpa gaung.

Presiden AS Donald Trump juga mengklaim Tiongkok dipaksa kembali ke meja perundingan karena perlambatan ekonomi negara itu.

Gelaran negosiasi dagang bisa membawa kedua negara meneken kesepakatan dagang, sekaligus menghindarkan perekonomian keduanya hard landing alias mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2019 diproyeksikan melandai ke level 6,2%, dari sebelumnya 6,6% pada 2018. (AFP/CNBC/Uca/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya