Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Satelit Hayabusa 2 Bawa Sampel Asteroid Ryugu

Mediaindonesia
12/7/2019 06:20
 Satelit Hayabusa 2 Bawa Sampel Asteroid Ryugu
Penyelidikan Hayabusa2 Jepang berhasil mendarat di asteroid yang jauh untuk mendarat pada 11 Juli 2019,((Photo by Behrouz MEHRI / AFP))

PESAWAT ruang angkasa milik badan antariksa Jepang, Hayabusa 2, telah berhasil mengambil sampel kedua dari asteroid incarannya, Ryugu, pada Kamis (11/7).

Satelit Hayabusa 2 Jepang mendarat di atas asteroid yang sangat jauh. Hal ini berkenaan dengan misi mengumpulkan sampel yang dapat menjelaskan sejarah tata surya.

"Ruang kontrol menerima data Doppler yang menunjukkan bahwa penyelidikan tampaknya berhasil," kata juru bicara Badan Eksplorasi Ruang Angkasa (Aerospace Exploration Agency/JAXA) Jepang, Takayuki Tomobe.

"Namun, Doppler hanya menunjukkan kecepatan dan ketinggian sehingga kami akan membutuhkan konfirmasi definitif," tambahnya. Pembacaan data tambahan diharapkan terlaksana di kemudian hari.

Sebuah siaran langsung dari ruang kendali JAXA untuk misi tersebut menunjukkan para ilmuwan berdiri dengan gugup mengawasi monitor dengan data yang masuk ketika wahana itu mendekati asteroid Ryugu, sekitar 300 juta kilometer (185 juta mil) dari Bumi.

Ketika data datang untuk menunjukkan pendaratan yang tampaknya berhasil, pejabat agensi bertepuk tangan dan berjabat tangan satu sama lain.

Pendaratan yang diantisipasi hanya singkat dan dimaksudkan untuk memungkinkan Hayabusa 2 mengumpulkan sampel ledakan dari bawah permukaan Ryugu.

Para ilmuwan berharap sampel murni, yang belum terpapar ke atmosfer, dapat mengungkapkan rahasia tentang evolusi tata surya.

Serpihan itu harus bersifat istimewa, bukan sembarang batuan ruang angkasa, tetapi bahan murni dari bawah permukaan asteroid dengan pembentukan kawah.

Karena Ryugu tidak memiliki atmosfer atau medan magnet, permukaannya mudah terpapar pada semua bahaya ruang. Sinar kosmik dan partikel bermuatan angin matahari yang mengalir dari matahari, menghantam Ryugu, mengubahnya di bagian luar.

Namun, di balik pelindungnya, Ryugu mengandung puing-puing yang tersisa sejak kelahiran planet-planet. Itu sebabnya para ilmuwan Jepang berharap bahwa prosedur yang diterapkan pada hari itu akan membantu mereka memahami terbentuknya tata surya.

Para peneliti nantinya tidak hanya menganalisis kawah yang dibuat Hayabusa 2, tetapi juga memasukkan batu itu ke laboratorium yang dirancang dengan tiga kompartemen untuk penyimpanan sampel di Hayabusa 2 .

Misi Hayabusa 2 diluncurkan pada Desember 2014 dan memiliki banderol sekitar 30 miliar yen (US$270 juta). Satelit itu dijadwalkan kembali ke Bumi dengan sampelnya pada 2020. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik