Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
KEKERASAN politik dalam protes undang-undang ekstradisi di Hong Kong tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Aparat keamanan kembali menangkap sejumlah orang setelah terjadi bentrokan antara petugas antihuru-hara dan pengunjuk rasa antipemerintah.
Bentrokan meletus di Distrik Mongkok ketika polisi menyerang sekelompok kecil demonstran bertopeng menggunakan pentungan pada Minggu (7/7) waktu setempat. Sebagian besar dari mereka ialah anak muda yang berada di sepanjang jalan dan menolak membubarkan diri untuk mengikuti para demonstran sebelumnya di hari itu yang berlangsung damai.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin pagi, polisi mengatakan kelompok itu ambil bagian dalam 'majelis tidak sah' dan telah diperingatkan bahwa petugas akan mengambil tindakan.
"Beberapa pengunjuk rasa melawan, dan polisi menangkap lima orang karena menyerang dan menghalangi seorang petugas polisi dalam pelaksanaan tugas," menurut pernyataan itu.
Polisi juga menangkap seorang pengunjuk rasa lainnya yang tidak memiliki kartu identitas saat dilakukan pemeriksaan.
Meski diminta berulang kali, polisi belum merilis jumlah pasti warga yang ditangkap sejauh ini. Menurut hitungan kantor berita AFP, sedikitnya 72 orang telah mendekam di tahanan tetapi belum pasti jumlah yang telah didakwa secara resmi.
Aktivis mengecam
Para aktivis mengecam polisi dan mengatakan para pengunjuk rasa di Mongkok tetap damai saat mereka pulang ke rumah. Menurut mereka, kekerasan dimulai ketika petugas antihuru-hara menghalangi warga yang akan pulang.
"Orang-orang Hong Kong be gabung dalam aksi damai menentang RUU ekstradisi yang mengakibatkan mereka dipukuli dan diserang Polisi HK. Ini contoh lain dari kekuatan berlebihan yang digunakan polisi," tulis aktivis demokrasi Joshua Wong dalam sebuah twit yang disertai foto-foto dua pengunjuk rasa dengan luka di kepala.
Tuntutan pengunjuk rasa ialah agar otoritas Hong Kong menghapus RUU ekstradisi, melakukan penyelidikan independen terhadap kekerasan yang dilakukan polisi, memberi amnesti terhadap pengunjuk rasa yang ditangkap, dan menuntut pemimpin otoritas Hong Kong, Carrie Lam, mundur.
Mereka juga menuntut polisi untuk tidak lagi menggunakan istilah 'perusuh' yang akan berdampak kepada hukuman penjara yang lebih berat.
Carrie Lam sejauh ini belum muncul di publik dan tidak jelas langkah apa yang akan ditempuh pemerintahannya.
Dia sejauh ini masih mendapat dukungan penuh dari Beijing yang meminta polisi Hong Kong untuk terus mengejar pelaku bentrokan di depan gedung parlemen dan di tempat lainnya.
Sasaran bank
Pengunjuk rasa kini juga mulai menyebarkan rencana untuk menjadikan Bank of China sebagai target demi menekan otoritas Hong Kong.
Kemarin, mereka menyebarkan pesan itu melalui berbagai grup di internet menggunakan pesan-pesan sandi agar tidak terdeteksi aparat keamanan.
Salah satu rencana yang mengemuka ialah seruan untuk menarik dana secara beramai-ramai dari Bank of China pada akhir pekan ini untuk 'menguji ketahanan' likuiditas bank tersebut. Saham bank itu kemarin lalu turun sekitar 1% .
Bank of China dimiliki pemerintah Tiongkok. Selain memiliki gedung menjulang yang menjadi salah satu bangunan terkenal di Hong Kong, bank itu juga merupakan satu dari tiga bank yang memiliki lisensi untuk mengeluarkan mata uangnya sendiri. (AFP/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved