Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
JOSHUA Wong ialah sosok yang unik tetapi telah mampu mendorong munculnya gerakan unjuk rasa yang kemudian diikuti ratusan ribu warga Hong Kong untuk menuntut kebebasan demokrasi di wilayah tersebut.
Bertubuh kurus kering dengan raut wajah masam, Wong yang saat itu berusia 17 tahun memelopori protes massal Gerakan Payung pada 2014 sebagai reaksi terhadap pembatasan yang digencarkan Tiongkok terkait dengan pemilihan pemimpin Hong Kong.
Bersama rekan-rekan pemimpin mahasiswa, seperti Nathan Law dan Alex Chow, pidato dan seruan Wong untuk pembangkangan sipil telah menggerakkan massa. Namun, gerakan itu akhirnya gagal memenangi konsesi dari Tiongkok maupun pemimpin Hong Kong pro-Beijing.
Akibat aktivitasnya, dia harus mendekam dalam penjara sejak Mei. Kemarin, Wong akhirnya menghirup udara bebas dan langsung menuntut agar Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mundur.
“Dia sudah tidak berkualitas untuk jadi pemimpin. Dia harus mundur. Setelah keluar dari penjara, saya akan ikut bergabung dengan gerakan warga Hong Kong untuk menentang rancangan undang-undang ekstradisi Tiongkok yang jahat,” tegasnya.
Setelah tampil pada gerakan 2014, Wong menarik perhatian dunia karena perannya ibarat David yang melawan Goliat dari Partai Komunis Tiongkok. Dia pun meraih pujian sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time, Fortune, dan Foreign Policy.
Wong bahkan menjadi subjek film dokumenter Netflix berjudul Teenager Vs Superpower, yang dirilis pada 2017.
Pemuda ini memulai kehidupan aktivisnya dengan protes menentang rencana proyek kereta api cepat yang menghubungkan Hong Kong dan Tiongkok. Pada usia 15 tahun, Wong sukses berkampanye agar Hong Kong menghentikan program Pendidikan Nasional yang pro-Tiongkok. Dia mengerahkan 120 ribu orang saat itu untuk memblokade parlemen kota selama 10 hari.
Pembangkangan sipil
Dalam banyak hal, Wong merintis sebuah metode protes yang kemudian diikuti warga Hong Kong, yaitu menguasai sejumlah ruas jalan melalui sebuah gerakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan.
Sejak Gerakan Payung berakhir, Wong dilarang masuk ke wilayah Malaysia dan Thailand. Dia juga pernah diserang di jalan dan dilecehkan pengunjuk rasa pro-Tiongkok di Taiwan. Kendati demikian, semangat perjuangannya tidak pudar.
Dalam artikel di majalah Time, pekan lalu dia mencurahkan pemikirannya dari dalam penjara. “Hilangnya kebebasan saya hari ini ialah harga yang harus saya bayar untuk kota tercinta,” tulis Wong. (AFP/Tesa Oktiana Surbakti/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved