Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ANJING laut berkeliaran di sepanjang pantai, dulunya merupakan pemandangan biasa di Teluk Baku, Laut Kaspia, ibu kota Azerbaijan.
Namun, kini tidak lagi. Dari lebih 1 juta anjing laut yang menghuni pantai dan pulau-pulau Kaspia 1 abad lalu, sekarang yang tersisa tidak lebih dari 10%. Bahkan, ada spesies yang terancam punah.
Kepala Masyarakat Azerbaijan untuk Perlindungan Satwa, Azer Garayev mengatakan, anjing laut itu selama puluhan tahun menderita perburuan berlebihan dan efek polusi industri.
Pada 2003, kelompoknya menemukan 750 bangkai anjing laut hanya dalam 1 bulan. "Itu tidak normal, tetapi tidak ada yang melihat masalah ini," kata aktivis berusia 57 tahun itu. "Anjing laut itu ialah barometer dari semua masalah lingkungan utama (di Kaspia)."
Berbatasan dengan Azerbaijan, Iran, Kazakhstan, Rusia, dan Turkmenistan, Kaspia ialah merupakan air daratan terbesar di dunia. Luasnya seukuran Jepang.
Seperti halnya anjing laut dan spesies endemik lainnya, termasuk kura-kura Kaspia dan beluga sturgeon yang terkenal, laut ini memiliki cadangan energi yang sangat besar. Diperkirakan jumlahnya mencapai 50 miliar barel minyak dan 300 ribu miliar meter kubik gas alam.
Polusi dari ekstraksi minyak dan gas itu serta menurunnya level air akibat perubahan iklim, menimbulkan ancaman bagi banyak spesies dan membahayakan masa depan laut itu sendiri.
Program Lingkungan PBB telah memperingatkan bahwa Kaspia menderita beban polusi yang sangat besar dari ekstraksi dan pemurnian minyak di ladang minyak lepas pantai, limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir, serta volume besar limbah yang tidak diolah dan limbah industri, terutama dari Sungai Volga.
"Beberapa ikan tampaknya lebih suka air yang tercemar sehingga mereka cenderung berkumpul di sini," kata Rashad, sambil melepas tas plastik yang tersangkut di kail ikannya. "Airnya kotor."
Laut Kaspia dulunya merupakan rumah bagi salah satu populasi sturgeon terbesar di dunia. Namun, jumlahnya telah menurun lebih dari 90% selama tiga generasi terakhir. Hal ini menurut data World Wildlife Fund pada 2016. "Saya ingat ketika kaviar harganya US$6 per kilogram (sekitar Rp90 ribu)," kata Garayev, seorang pencinta lingkungan.
"Hari ini, harganya lebih dari US$960 dan hampir tidak ada yang tersisa. Kami praktis tidak memiliki populasi sturgeon yang layak hari ini."
Aligaidar Mammedov, seorang mantan ahli hidrogeologi dan nelayan yang menjadi aktivis lingkungan mengatakan bahwa metode eksplorasi minyak dapat membunuh sturgeon. "Mereka memicu ledakan seismik di laut," katanya. "Dasar laut hancur sebagai akibatnya, dan sturgeon ialah ikan dasar laut."
Mammedov memperingatkan potensi tumpahan minyak yang akan jauh lebih mencemari laut pedalaman daripada di lautan. (AFP/Denny Parsaulian Sinaga/I-1)
Puluhan ribu ikan naik ke permukaan setelah terjadi hujan deras dan aliran air mulai surut, hasil uji air sungai di titik pertama depan sebuah pabrik menunjukkan pH : 7,6
WARGA eks transmigrasi Desa Rantau Bakula, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan kembali memprotes kondisi pencemaran lingkungan di wilayah mereka.
Telusuri dampak mengerikan pencemaran tanah: dari kesehatan manusia hingga kerusakan ekosistem. Temukan contoh nyata dan solusi untuk bumi yang lebih sehat.
Tidak adanya standar pengujian mikroplastik dalam pangan dan lingkungan semakin memperparah kontaminasinya di dalam tubuh manusia.
Pemantauan baku mutu menjadi kegiatan penting untuk melihat informasi atau gambaran akan kualitas air sungai di wilayah itu.
Kuat dugaan, minyak itu berasal dari limbah pembuangan tambak udang ke laut karena lokasi pantai dekat dengan tambak udang.
PENGAMAT maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC) Marcellus Hakeng Jayawibawa menanggapi pengembangan ekonomi berbasis maritim di Riau.
PT Pertamina International Shipping (PIS) menggelar program edukasi lingkungan bertajuk Ocean LiteraSEA di SDN Tanjung Sekong, Cilegon, Banten.
PENDIDIKAN kelautan penting untuk memastikan generasi muda memiliki pemahaman tentang menjaga kelestarian laut. Ini diwujudkan dalam program Ocean LiteraSEA di Museum Bahari Jakarta.
BPK RI mendukung upaya pemerintah dalam menginisiasi program blue economy dengan memastikan pengelolaan yang bertanggung jawab atas aset kelautan Indonesia.
Sejumlah delegasi pemerintah Kenya hadir ke Indonesia untuk menjajaki kerja sama di sektor ekonomi biru dan maritim, Oktober lalu.
Tim ahli kelautan yang dipimpin Schmidt Ocean Institute di California menemukan dan memetakan gunung bawah laut setinggi 3.109 meter di Samudra Pasifik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved