Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEENGGANAN Tiongkok untuk memberikan komitmen kuat kepada Uni Eropa terkait dengan akses pasar domestik, menghambat tercapai nya kesepakatan bersama. Hal itu diungkapkan sebuah sumber dari Uni Eropa, jelang pertemuan tingkat tinggi pekan depan.
Para pemimpin utama Uni Eropa dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Ke qiang,di Brussel, pada Selasa waktu setempat.Akan tetapi, harapan deklarasi pernyataan bersama tampaknya semakin menipis. Padahal, tujuan awal pertemuan untuk menghasilkan terobosan dalam hubungan kompleks antara Uni Eropa dan raksasa Asia.
Uni Eropa berupaya membangun ‘titik-titik konvergensi’ dengan Tiongkok, mitra dagang terbesar kedua. Namun, keraguan mendalam terhadap aspek proteksionisme, praktik perdagangan, hingga catatan hak asasi manusia (HAM) Tiongkok, masih membayangi blok tersebut. Masih menurut sumber, Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk, mengatakan kepada negara-negara anggota bahwa mereka harus menolak rancangan pernyataan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
Baca Juga : Puluhan Ribu Warga Venezuela Turun ke Jalan, Tuntut Maduro Mundur
“Mengingat Tiongkok belum sepenuhnya memenuhi harapan dan tuntutan utama Uni Eropa, termasuk memastikan akses pasar dan level of playing fi eld bagi korporasi asal Uni Eropa yang beroperasi di Tiongkok,” tutur sumber tersebut kepada AFP. Uni Eropa, lanjut sumber, mengeluhkan kurangnya komitmen Tiongkok untuk menjalankan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang mencakup subsidi industri. Tiong kok dinilai cenderung memberikan lebih banyak dukungan terhadap industri domestik ketimbang investor asing.
Seorang diplomat senior Uni Eropa mengonfirmasi kegagalan negosiasi untuk menyepakati pernyataan bersama terkait dengan masalah akses pasar dan reformasi WTO. “Ini bukan pertanda baik dan sekarang menjadi beban serius bagi KTT. Apabila Tiongkok tidak mengubah posisi negosiasi secara substansial, tidak akan ada landasan yang kuat untuk menyepakati deklarasi bersama,” papar diplomat tersebut.
Jelang KTT, Komisi Uni Eropa sempat menyebut Tiongkok sebagai rival sistemis. Uni Eropa mengajukan 10 poin rencana mengenai hubungan yang lebih tegas dengan Tiongkok. Langkah itu didukung kuat oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, meski menganggap sebagai kebangkitan yang terlambat. (AFP/Tes/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved