Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Guaido Terus Menggencarkan Tekanan kepada Maduro

Tesa Oktiana Surbakti
08/4/2019 09:45
Guaido Terus Menggencarkan Tekanan kepada Maduro
PROTES PRESIDEN NICOLAS MADURO: Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido (tengah), melambaikan tangan saat aksi unjuk rasa di El Marques(AFP/MATIAS DELACROIX)

PEMIMPIN oposisi Venezuela, Juan Guaido, melancarkan eskalasi tekanan terhadap kepemimpinan Nicolas Maduro. Pemimpin sayap kiri negara itu didesak mundur dari jabatannya.

Bila menyoroti gerakan raksasa antipemerintah di Caracas, Guaido menamakan Operasi Kebebasan dengan tujuan menggulingkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim mendapat dukungan dari sekitar 50 negara.

"Siapa pun yang turun ke jalan, mari kita mulai fase perebutan kekuasaan!" seru Guaido kepada para pendukungnya.

Dia terus menggencarkan partisipasi nasional berskala besar, serta mendorong para pengikutnya untuk melipatgandakan tekanan melalui aksi protes di jalanan. "Ini ialah eskalasi tekanan terbesar yang pernah kami lihat dalam sejarah," pungkas Guaido.

Seruan itu menggema di tengah krisis listrik berkepanjangan dan minimnya pasokan air bersih yang mengguncang Venezuela. Persoalan itu semakin memperparah krisis politik dan ekonomi.

Dalam rapat akbar itu, Guaido turut menyinggung Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel. Dia menekankan pasokan minyak asal Venezuela yang disubsidi ke negara kepulauan itu sudah berakhir. Venezuela mengekspor minyak dengan harga murah ke Kuba. Imbalan dari Kuba ialah tenaga kerja seperti dokter dan guru. Akan tetapi, Guaido mengungkapkan pasokan minyak itu sebenarnya membiayai kelompok intelijen Kuba, yang menindak lawan Maduro di dalam militer Venezuela.

Baca Juga : Guaido Serukan Demonstrasi Tekan Maduro

"Eksploitasi minyak Venezuela sudah berakhir. Jadi Diaz-Canel, pasokan minyak dari Venezuela tidak akan digunakan untuk menyelidiki pejabat militer kami melalui G-2 (kelompok intelijen Kuba)," tegas Guaido di hadapan massa.

Di lain sisi, demonstrasi pro-Maduro di Caracas berhasil menghimpun dukungan besar yang berkumpul di istana presiden Miraflores.

"Mari kita terus mempertahankan perdamaian dan kemerdekaan nasional. Jangan ada lagi gangguan!" bunyi cuitan Maduro melalui akun Twitter-nya.

Dialog penyelesaian krisis

Maduro meminta Meksiko dan Uruguay untuk melancarkan kembali usulan dialog penyelesaian krisis tanpa intervensi asing. Kedua negara pertama kali memperkenalkan gagasan itu pada Januari lalu.

Dua wakil oposisi dalam demo antipemerintah di wilayah barat Maracaibo telah ditahan. Namun, beberapa jam kemudian, Guaido mengumumkan bahwa keduanya telah dibebaskan. Elimar Diaz, seorang anggota parlemen yang mengikuti gerakan di Maracaibo, mengungkapkan aksi protes mengalami penindasan brutal. Di antaranya lemparan gas air mata, penggunaan kendaraan lapis baja Garna Nasional dan serangan dari anggota milisi propemerintah.

Washington tidak menyerah untuk menggencarkan tekanan terhadap Maduro. Pada Jumat lalu, Wakil Presiden AS, Mike Pence, mengumumkan sanksi baru yang menyasar tiga kapal milik perusahaan minyak negara Venezuela. Berikut, sanksi kepada dua perusahaan yang mengirim minyak mentah ke Kuba.

"Sanksi ini merupakan langkah pertama," bunyi cicitan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton.

Dalam cicitan terpisah, Bolton memperingati menteri pertahanan Venezuela mengenai tanggung jawab konstitusional untuk melindungi warga sipil yang tak berdosa. Dalam hal ini, mereka yang melakukan demonstrasi damai. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik