Korban Ledakan Pipa Bahan Bakar di Meksiko Bertambah

Tesa Oktiana Surbakti
20/1/2019 21:25
Korban Ledakan Pipa Bahan Bakar di Meksiko Bertambah
(ALFREDO ESTRELLA / AFP)

LEDAKAN sekaligus kebakaran di wilayah tengah Meksiko, menewaskan sedikitnya 73 orang. Ratusan orang diketahui berkumpul di keran pipa bahan bakar ilegal, menyusul sikap keras pemerintah terhadap aksi pencurian bahan bakar.

Gubernur Negara Bagian Hidalgo, Omar Fayad, mengungkapkan jumlah korban menjadi 73 orang, setelah sebelumnya ditemukan lima jasad tambahan. Ledakan terjadi di dekat Tlauhuelilpan, sebuah kota dengan populasi penduduk 20 ribu jiwa. Jaraknya satu jam dari Kota Meksiko.

Pasukan militer berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian yang masih berasap. Potongan pakaian yang terbakar tampak berserakan, ditambah pekatnya bau anyir. Petugas spesialis forensik pun terus bekerja mengidentifikasi sejumlah jasad di mana banyak yang membeku dalam posisi tidak wajar. Warga sipil juga membanjiri lokasi untuk mencari kerabat mereka yang hilang.

Ketika para pekerja foreksi memasukkan sejumlah jasad ke dalam van untuk kemudian diangkut ke rumah duka, puluhan warga desa berupaya menghentikan rombongan. Mereka mendesak jasad kerabatnya dikembalikan kepada keluarga, mengingat biaya rumah duka terlalu mahal. Akan tetapi, pihak berwenang tetap membawa jasad korban untuk proses identifikasi.

Pada Jum'at (17/1) kemarin, otoritas berwenang mendapat laporan adanya perdagangan bahan bakar ilegal. Menteri Pertahanan Meksiko, Luis Crescencio Sandoval, langsung memerintahkan satuan pasukan militer untuk memblokir daerah tersebut. Namun, puluhan pasukan tidak berhasil membubarkan 700 warga sipil yang mengumpulkan bahan bakar ilegal dengan jeriken dan ember. Pasukan bersenjata pun terpaksa menjauh dari pipa bahan bakar untuk menghindari risiko konfrontasi terhadap kerumunan masyarakat.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu waktu setempat. Dalam hal ini, dia tidak menyalahkan tindkan pasukan militer.

"Sikap tentara sudah benar. Tidak mudah memaksakan ketertiban dalam kerumunan," tukasnya yang bersumbah terus memerangi masalah pencurian bahan bakar yang tak kunjung usai.

"Saya menyampaikan duka mendalam dengan kesedihan di Tlauhelilpan," bunyi cuitan Lopez Orbador di akun Twitter-nya seraya meminta seluruh jajaran pemerintah memberikan bantuan sesuai kebutuhan. Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS), Kristjen Nielsen, mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah Meksiko dengan segala cara.

Dari video yang beredar, terlihat kerumunan orang berteriak, melarikan diri dari lokasi kejadian ketika api semakin membesar. "Saya mendatangi lokasi kejadian dan bergegas membantu korban. Saya harus melihat potongan jasad manusia yang terbakar," ucap seorang warga lokal, Fernando Gracia, dengan lirih.


Baca juga: Pipa Bahan Bakar Terbakar di Meksiko, 20 Orang Tewas


Tragedi yang dipicu kasus pencurian bahan bakar, terjadi ketika perang pemerintah daerah mengemuka. Persoalannya menyoroti beban yang ditanggung Meksiko sebesar US$ 3 miliar pada 2017. Pejabat jaksa agung Meksiko, Alejandro Gertz, menggambarkan bencana tersebut seakan disengaja karena seseorang menyebabkan kebocoran. Api, lanjut dia, merupakan konsekuensi kejahatan. Namun, dia mengakui para penyelidik akan dihalangi fakta yang digulirkan orang-orang terdekat dari peristiwa ledakan.

Pemadam kebakaran federal dan negara bagian, berikut ambulan dari perusahaan minyak negara bagian, bergegas membantu sejumlah korban luka bakar. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit. Fasilitas medis lokal berupaya mengatasi korban yang terus berdatangan.

Kementerian Keamanan Meksiko menyatakan api berhasil dikendalikan sekitar Jum'at malam waktu setempat. Selain di Tlauhelilpan, kebakaran pada keran pipa bahan bakar juga terjadi di negara bagian Queretaro. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.

Ledakan mematikan di saluran pipa bahan bakar ilegal, kerap melanda Meksiko. Bisnis berbahaya yang menguntungkan para pemainnya termasuk kartel narkoba, terbilang sulit diberantas. Tragedi ledakan pun terjadi ketika pejuang anti korupsi Lopez Obrador menekan implementasi kebijakan rencana pencegahan pencurian bahan bakar yang kontoversial.

Pemerintah mematikan jaringan pipa bahan bakar utama sampai seluruhnya dapat diamankan. Di samping itu, pasukan militer dikerahkan untuk menjaga fasilitas produksi Pemex. Akan tetapi, strategi untuk mengatasi persoalan pencurian bahan bakar, menyebabkan minimnya pasokan bensin maupun solar di sebagian besar wilayah, termasuk Kota Meksiko. Banyak orang terpaksa mengantre berjam-jam bahkan seharian, demi mengisi bahan bakar kendaraan.

Sejak 1993, terjadi 15 ledakan pipa bahan bakar yang menyebabkan lebih dari 50 kasus kematian untuk setiap peristiwa di berbagai belahan dunia. Sebagian besar terjadi di Nigeria, dengan korban tewas terbesar mencapai 1.000 orang pada 1998. Di Brasil, ledakan pipa menewaskan lebih dari 500 orang pada 1984. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya