Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Ini Dampak-dampak Penarikan Pasukan AS dari Suriah

AFP
20/12/2018 12:00
Ini Dampak-dampak Penarikan Pasukan AS dari Suriah
Pejuang Suriah yang didukung Turki berlatih di kawasan Aleppo.(AFP)

PENARIKAN pasukan Amerika Serikat dari Suriah akan berdampak luas. Tidak hanya di medan tempur namun juga akan memengaruhi geopolitis di kawasan tersebut.

Berikut ini beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump ingin menarik mundur 2.000 pasukan AS karena menganggap ISIS sudah kalah.

Turki dan pasukan Kurdi
Kelompok yang paling dirugikan oleh penarikan pasukan AS adalah pejuang Kurdi yang menjadi tulang punggung kelompok oposisi Pasukan Demokratik Suriah. Kelompok ini telah menguasai sekitar seperempat wilayah Suriah dengan bantuan AS.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk "membasmi" pasukan Kurdi yang dianggapnya terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang selama ini memerangi pasukan Turki sejak 1984. Sebelumnya Turki tidak banyak bergerak di Suriah karena khawatir mengundang kemarahan AS.

Beberapa jam setelah pengumuman Trump, pemerintah AS menyatakan menyetujui penjualan rudal senilai US$3,5 miliar kepada Turki. Sebelumnya Turki lebih banyak membeli persenjataan dari Rusia.

Mungkinkah ISIS bangkit lagi?
Pasukan Kurdi yang selama ini melawan pasukan ISIS tentu akan memindahkan fokusnya jika kemudian diserang oleh Turki.

AS belum menyatakan akan mengakhiri serangan udaranya terhadap ISIS di Suriah namun kekuatan intelijen AS akan melemah tanpa adanya pasukan di darat.

Para pengritik keputusan Trump menyatakan ISIS muncul di Irak setelah mantan Presiden AS Barack Obama menarik mundur pasukan AS dari Irak. Sama seperti Trump, Obama juga ingin segera mengakhiri langkah pasukan AS di negara lain.

Ilan Goldenberg, mantan diplomat AS, menyatakan bahwa kelompok pengganti ISIS bisa saja muncul lagi di Suriah dan akan mengundang intervensi AS kembali. "AS akan membuat kembali kesalahan yang sama seperti yang sudah terjadi dalam 20 tahun terakhir," ujarnya.

Keuntungan untuk Rusia dan Iran
Di saat AS mundur, sekutu Presiden Suriah Assad yaitu Rusia dan Iran kemungkinan akan tetap bertahan.

Rusia memandang Suriah sebagai sekutu dan aset penting demi mengembalikan kejayaannya di dunia global. Sedangkan Iran memandang perlu melindungi Assad terkait pertentangan Sunni-Syiah di kawasan itu.

Diplomat Jonas Parello-Plesner mengatakan keputusan Trump itu akan "menjadikan Rusia sebagai kekuatan penentu utama di Suriah".

Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat bersumpah akan "melindungi kepentingan Israel" di Suriah. Ini artinya Israel akan terus menyerang target Iran maupun sekutu Iran yaitu pasukan Hezbollah.

Risiko untuk Eropa
Meski IS telah kehilangan banyak wilayah di Suriah, diperkirakan masih banyak pendukungnya di luar negeri seperti di Eropa.

Jika AS mundur berarti pasukan Eropa di Suriah tinggal Prancis.

Mantan Perdana Menteri Belgia Guy Verhofstadt menyatakan, mundurnya AS adalah kemenangan untuk Rusia, Iran, Turki, sekutu-sekutu Turki dan rezim Assad. "Artinya Eropa juga akan makin rawan diserang. Ini juga kesalahan Eropa karena tidak memiliki pasukan tersendiri di luar NATO," ujarnya.

Dampak kepada dunia politik AS
Seperti Obama, Trump ingin agar intervensi pasukan AS di luar negeri diakhiri karena menghabiskan dana besar dan tidak terlalu didukung oleh publik AS.

Meski demikian, keputusan Trump telah mengundang kecaman dari Demokrat maupun Republik.

Senator Republik, Lindsey Graham, yang biasanya mendukung Trump, kali ini menyatakan ISIS belum kalah dan penarikan pasukan AS hanya akan menguntungkan Iran dan merugikan pejuang Kurdi. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik