Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
TURKI tidak akan meninggalkan Suriah hingga rakyat negara yang sedang dilanda perang itu menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu). Demikian dikatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Kamis (4/10) di Istanbul.
"Kapan saja rakyat Suriah mengadakan pemilu, kami akan meninggalkan Suriah dan menyerahkannya kepada pemiliknya setelah mereka mengadakan pemilu," tegas Erdogan.
Erdogan telah sepakat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan lalu untuk membentuk daerah bebas militer antara pemberontak dan tentara di bagian utara Suriah. Turki juga memiliki pasukan di Afrin, kawasan bagian barat laut Suriah, dan ke arah sebelah timur sekitar Jarablus.
Erdogan juga mengatakan Turki tidak mengalami kesulitan dalam mengadakan pembicaraan dengan kelompok garis keras di Idlib, yakni kantung utama terakhir dikuasai pemberontak dan di luar kendali Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hayat Tahrir al-Sham, kelompok terkait Alqaeda yang dulu dikenal dengan Fron Nusra, merupakan aliansi terkuat di Idlib. Turki memasukkan kelompok itu ke dalam daftar organisasi teroris pada Agustus sesuai keputusan yang dibuat PBB pada Juni.
Dalam pertemuan tingkat tinggi di Sochi, bulan lalu, Erdogan dan Putin sepakat membuat zona bebas militer dan pada 15 Oktober kelompok-kelompok radikal mulai mundur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved