Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Demonstran Protes Dominasi Tiongkok

AFP/Tes/I-3
24/9/2018 06:30
Demonstran Protes Dominasi Tiongkok
(AFP/DAWOOD SALIM)

WARGA Zambia ramai-ramai menggencarkan kampanye Say no to China. Pasalnya, perekonomian negara di selatan Afrika tersebut telah didominasi peranan Tiongkok.

"China equals Hitler", demikian salah satu bunyi protes pengunjuk rasa yang menentang invasi Tiongkok melalui gempuran proyek di 'Benua Hitam'. Akibat aksi itu, salah seorang demonstran, James Lukuku, harus menghabiskan beberapa jam di tahanan kepolisian.

Namun, dia tidak sendiri sebab banyak warga khawatir atas mengguritanya investasi Tiongkok di bawah kepemimpinan Presiden Zambia Edgar Chagwa Lungu. Belum lagi suntikan pinjaman yang dikucurkan 'Negeri Tirai Bambu'.

Keresahan warga Zambia terutama disebabkan masifnya proyek investasi yang ditanamkan Tiongkok dan dinilai berpotensi meluluhlantakkan perekonomian domestik. Protes tersebut sekaligus sebagai bentuk antisipasi terhadap investor yang bisa kapan saja angkat kaki dan mengakibatkan proyek tumpuan roda ekonomi mangkrak.

"Saya ingin kegelisahan kami mendapat perhatian masyarakat internasional. Pengaruh Tiongkok di Zambia sudah sangat mengkhawatirkan," ujar Lukuku yang mengenakan pakaian putih bertuliskan #sayno2China.

Seperti di beberapa negara di Benua Afrika, Tiongkok merupakan investor utama di Zambia. Pemerintahan Xi Jinping gencar menawarkan bantuan tanpa syarat serta mendorong investor untuk menggarap potensi bisnis di 'Benua Hitam'.

Semisal di Lusaka, Ibu Kota Zambia, investor Tiongkok berperan besar dalam pembangunan infrastruktur bandara, jalan, pabrik, hingga markas besar kepolisan.

"Tiongkok sudah mengambil alih perekonomian Zambia melalui ledakan utang. Pemerintah terlalu banyak berutang dan menandatangani kontrak dengan Tiongkok, bahkan tanpa persetujuan parlemen," tukas Lukuku.

Saat ini posisi utang Zambia termasuk swasta, diperkirakan mencapai US$10,6 miliar. Akan tetapi, banyak kalangan curiga pemerintah Zambia menyembunyikan nilai utang negara.

Hal itu dengan berkaca pada negara tetangga, Mozambik, yang mengakui tunggakan utang rahasia pemerintah sebesar US$2 miliar. Warga Zambia pun khawatir pemerintah mereka melakukan hal serupa. Apalagi Dana Moneter Internasional (IMF) menunda pembicaraan terkait dengan kesepakatan pinjaman sebesar US$1,3 miliar.

Di lain sisi, Zambia tengah dihadapkan pada masalah penurunan harga komoditas tembaga yang mengguncang kinerja ekspor utama negara itu.

Menanggapi kegelisahan warga, Menteri Keuangan Zambia Margaret Mwanakatwe menepis tudingan yang diarahkan ke pemerintah. Pada semester I 2018, kata Mwanakatwe, utang negara hanya US$342 juta dan telah dilunasi beserta bunganya kepada kreditur.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik