Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping akan menjamu para pemimpin Afrika dalam Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika yang akan dilangsungkan selama dua hari mulai Senin (3/9). Pertemuan akan membahas peningkatan hubungan ekonomi, termasuk program infrastruktur 'Belt and Road' yang tengah disorot .
Program besar-besaran itu bertujuan untuk meningkatkan akses Tiongkok pada perdagangan asing dan sumber daya, serta meningkatkan pengaruhnya ke luar negeri. Melalui program itu, Tiongkok telah mengucurkan pinjaman miliaran dolar ke negara-negara Asia dan Afrika untuk proyek jalan, kereta api, pelabuhan, dan proyek pembangunan besar lainnya.
"Prakarsa ini mungkin akan meluas hingga seluruh Afrika ," kata Cobus van Staden, peneliti senior hubungan Afrika-Tiongkok di South African Institute of International Affairs.
Namun, program itu mendapat kritik keras para pengamat. Mereka menuding strategi Tiongkok itu sebagai jebakan utang. Para pemimpin Afrika telah lama mengandalkan investasi Tiongkok untuk pembangunan. Hal ini menjadikan Beijing sebagai mitra dagang terbesar di benua itu dalam satu dekade terakhir.
Pada pertemuan terakhir forum itu di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 2015, Xi memberikan bantuan dan pinjaman senilai US$60 miliar untuk Afrika.
Tahun ini, Tiongkok ingin menambahkan negara-negara Afrika lainnya pada 'daftar negara 'ramah' yang terus berkembang', termasuk negara negara-negara di utara dan barat Afrika yang berbahasa Prancis, kata Adebusuyi Isaac Adeniran, pakar hubungan internasional di Obafemi Awolowo University, Nigeria.
"Bagi Afrika, ... kebutuhan uang Tiongkok akan tetap menempati peringkat pertama," katanya.
Tiongkok telah memberikan bantuan kepada Afrika sejak era Perang Dingin. Namun, kehadiran Beijing di wilayah itu telah berkembang pesat seiring kebangkitan Negeri Tirai Bambu itu sebagai kekuatan perdagangan global.
Perusahaan pemerintah Tiongkok secara agresif mengucurkan investasi besar di tempat seperti Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo, yang memiliki sumber daya alam murah dan berlimpah. Sumber daya Afrika telah membantu mengubah Tiongkok menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved