Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMBERONTAK Huthi Yaman masih mempersenjatai diri mereka dengan rudal balistik dan drone yang berkarakteristik sama dengan senjata buatan Iran. Demikian bunyi sebuah laporan oleh panel ahli PBB.
Dalam sebuah laporan rahasia kepada Dewan Keamanan PBB, yang salinannya dilihat AFP pada Senin (30/7), panel itu mempercayai bahwa rudal balistik jarak pendek dan persenjataan lainnya dipindahkan dari Iran ke Yaman setelah embargo senjata diberlakukan pada 2015.
Iran telah berulang kali membantah bahwa mereka mempersenjatai kaum Huthis di Yaman, tetapi Amerika Serikat dan Arab Saudi menuduh Teheran memberikan dukungan militer kepada para pemberontak.
Inspeksi senjata terbaru termasuk rudal dan kendaraan udara tak berawak (UAV) yang digunakan oleh Huthis 'menunjukkan karakteristik yang sama dengan sistem persenjataan yang dibuat oleh Republik Islam Iran,' demikian bunyi laporan setebal 125 halaman itu.
Selama kunjungan baru-baru ini ke Arab Saudi, panel itu memeriksa puing-puing dari 10 rudal dan menemukan tanda-tanda yang menunjukkan benda ini berasal dari Iran. Laporan itu mencakup Januari hingga Juli tahun ini.
"Tampaknya meskipun embargo senjata yang ditargetkan, Huthis terus memiliki akses ke rudal balistik dan UAV untuk melanjutkan dan mungkin mengintensifkan kampanye mereka terhadap target di KSA (Arab Saudi)," kata laporan itu.
Panel itu mengatakan ada kemungkinan besar bahwa rudal-rudal itu diproduksi di luar Yaman, dikirim ke beberapa bagian ke negara itu dan dirakit kembali oleh Huthis.
Iran membantah
Dalam sebuah surat kepada panel, Iran menyatakan bahwa rudal-rudal itu disimpan di gudang senjata Yaman sebelum perang dimulai.
Para ahli juga sedang menyelidiki informasi bahwa Huthis menerima sumbangan bulanan bahan bakar senilai U$30 juta. Hal itu juga langsung dibantah Iran. mereka menyatakan tidak memberikan dukungan keuangan kepada Huthis.
Juni lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pernah mengatakan kepada dewan bahwa beberapa komponen dari lima rudal yang ditembakkan ke Arab Saudi diproduksi di Iran tetapi Yaman. Tetapi PBB tidak dapat mencari tahu kapan komponen itu dikirim ke Yaman.
Panel telah membuka penyelidikan tujuh serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi yang menghantam bangunan sipil, pom bensin dan kapal komersial, dalam kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional.
Kaum Huthis dituduh menggunakan ranjau darat secara luas dan sembarangan. Sejak 2015, Arab Saudi telah memimpin kampanye militer untuk mendorong kembali kaum Huthis dan memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional untuk berkuasa.
Konflik telah menyebabkan hampir 10.000 orang tewas di Yaman, PBB menganggap krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved